Prof Lailan Syaufina, Guru Besar IPB University dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) diundang dalam Festival Iklim 2022 dengan tema Dua Dekade Manggala Agni Mengabdi untuk Negeri Bebas Asap dan Polusi. Ia menjadi narasumber dalam Webinar berjudul “Tingkatkan Aksi Iklim untuk Indonesia Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat” oleh Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), (26/10).

Ia memberikan pendapat terkait Manggala Agni dalam perspektif akademisi. Ia mengatakan, dalam tujuh tahun terakhir, kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Kecuali, tahun 2015 dan 2019, ketika fenomena el Nino mempengaruhi peningkatan kejadian Karhutla.

“Terdapat pergeseran kebakaran hutan Indonesia dari wilayah Barat ke wilayah Timur. Ini tentu perlu menjadi pertimbangan ke depan bahwa penguatan Manggala Agni di wilayah Timur perlu dilakukan,” ujarnya.

Menurutnya, kontribusi Karhutla terhadap emisi gas rumah kaca selama tahun 2017 hingga 2021 mengalami fluktuasi dan berbeda di setiap daerah. “Walau emisi gas rumah kaca di wilayah Timur tidak sebesar di bagian Barat, namun pengendalian Karhutla tetap harus diperkuat karena pergeseran tadi,” lanjutnya.

Berdasarkan kasus Karhutla, imbuhnya, hampir 100 persen disebabkan oleh manusia, terutama kebakaran lahan gambut. Dalam menangani hal ini, tiga kegiatan penting yang harus dilakukan yakni pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca kebakaran.  “Peran Sumberdaya Manusia (SDM) sangat penting dalam pengendalian Karhutla, baik untuk tatanan kebijakan maupun pengendalian langsung di lapangan,” kata Prof Lailan.

Ia menambahkan, Manggala Agni merupakan ujung tombak yang sangat vital dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Perlu koordinasi dan sinergitas dalam program maupun implementasi kegiatan. Manggala Agni juga berperan sebagai fasilitator pencegahan Karhutla dan pelatih Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhutla).

“Perlu master plan pengembangan kapasitas SDM Dalkarhutla secara umum, termasuk Manggala Agni,” ujarnya.  Ia menambahkan, IPB University bersama Manggala Agni juga telah melakukan pengembangan inovasi teknologi Dalkarhutla berupa aplikasi mobile dan Web Sistem Informasi Patroli Pencegahan Karhutla (SIPP Karhutla). Aplikasi ini sudah diluncurkan dan telah meningkatkan efisiensi kinerja Manggala Agni.

“Hasil evaluasi selama melakukan kegiatan patroli dengan SIPP Karhutla, anggota Manggala Agni lebih aktif saat potensi kebakaran tinggi atau ekstrim untuk mengantisipasi kebakaran yang mungkin terjadi.  Selain itu meningkatkan efisiensi waktu pelaporan dan pengurangan belanja bahan,” jelasnya.

Ia melanjutkan, untuk meningkatkan keberlanjutan Manggala Agni, diperlukan perencanaan program, Training Need Assessment, sistem insentif, kegiatan pelatihan, peningkatan intensitas Bimbingan Teknis (Bimtek), Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program, database mobilisasi personil, dan pengembangan status kepegawaian personil. (MW/Zul)

Published Date : 04-Nov-2022

Resource Person : Prof Lailan Syaufina,

Keyword : Guru Besar IPB University, Kebakaran hutan dan lahan, kehutanan, lingkungan, inovasi IPB

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/11/ipb-university-bangun-aplikasi-mobile-sipp-karhutla-bantu-manggala-agni-dalam-penanganan-kebakaran-hutan/bfe68d9d328cf9cf215651278dd85559