Himpunan Mahasiswa Manajemen Hutan, Forest Management Students’ Club (FMSC) Fakultas Kehutanan dan Lingkungan hadirkan pakar dari Jepang dan Jerman dalam seminar internasional International Environomic and Social Talk (IEST), (31/10). Kegiatan dengan tema Agroforestry: Hopes for the Future of forestry and Sustainable Forest Development ini dilakukan dalam rangka mendiskusikan harapan agroforestri untuk mewujudkan hutan lestari.

Dalam sambutannya, Dr Leti Sundawati mewakili Ketua Departemen Manajemen Hutan berharap agar acara ini dapat memberikan insight kepada mahasiswa dan partisipan yang hadir sehingga muncul ide-ide cemerlang yang dapat mewujudkan hutan lestari.

Dr. Keito Mineo, peneliti ilmiah dari Institute for Chemical Research, Kyoto University, Jepang memaparkan materi berjudul “Lesson from Japanese Forestry: Condition, Policy, and Opportunities”. Ia memberikan banyak gambaran terkait konsep perkembangan perhutanan modern yang ada di Jepang, salah satunya adalah “Yakitaha forestry”.

Berdasarkan perkembangan kehutanan di Jepang, ia menjelaskan bahwa keberhasilan agroforestri dapat memberdayakan masyarakat setempat, membentuk keberlanjutan sosial, ekosistem, dan individu.  “Keberhasilan agroforestri dapat terwujud bila berbagai jasa ekosistem secara bersama-sama dapat diwujudkan dan berhasil melakukan pengelolaan kolaboratif yang intensif,” ujarnya.

Megan King selaku Executive Director of Fairventure Worldwide, Jerman mengangkat materi dengan tema “Agroforestry for Carbon Stock and Climate Change Mitigation”. Megan pernah melakukan “100 Million Trees Program” di Kalimantan, Indonesia.

Dengan keberhasilannya sebagai pimpinan di non-profit project implementation, Fairventures Worldwide, ia memberikan saran untuk kaum muda yang akan melakukan mitigasi iklim untuk menjauh dari komputer. Menurutnya, dunia membutuhkan orang-orang yang tahu bagaimana merencanakan, memelihara dan memanen dalam skala besar.
“Jadilah menantang. Jika kita tidak memahami suatu program atau kebijakan, tanyakan. Jangan menganggap kita salah atau bodoh. Dorong, tantang, tanyakan, dan selidiki,” tegasnya.

Selain kedua narasumber di atas, mahasiswa Manajemen Hutan IPB University juga berkesempatan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan tim ekspedisi IEST 2022 di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW). Ekspedisi dilakukan dengan tema “Model for Improving the Welfare of Communities Around Forest Areas with Specific Goals”.  Hasil penelitian ekspedisi menyimpulkan bahwa di mata masyarakat, keberadaan HPGW banyak memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, yang terdiri dari aspek sosial, pendidikan, dan ekologi. (**/Zul)

Published Date : 04-Nov-2022

Resource Person : Dr. Keito Mineo, Dr Leti Sundawati

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/11/mahasiswa-fakultas-kehutanan-dan-lingkungan-ipb-university-hadirkan-pakar-dari-jepang-dan-jerman-bahas-agroforestri/756f44c6615e6f99eae6e32a4947d68e