Fakultas Kehutanan dan Lingkungan

0251- 8621677

fahutan@apps.ipb.ac.id

Jalan Ulin, Kampus IPB Dramaga Bogor Jawa Barat 16680
26 Sep 2023

Ausome, Program Mahasiswa IPB University Perkuat Life Skills dan Social Awareness Anak-Anak Autis di Kota Bogor

Saat ini anak-anak autis di Indonesia, terkhusus di Kota Bogor masih memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak. Untuk itu, tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) IPB University merilis program penguatan life skills pada anak-anak dengan autisme di Yayasan Penyandang Disabilitas (YPD) Kota Bogor. Program bernama Ausome atau Autism Awesome itu diusung guna meningkatkan social-awareness anak-anak autis di sana. 

“Pada dasarnya, anak-anak dengan autisme juga memiliki potensi kreatif yang dapat digali. Tentu saja, potensi ini dapat dimunculkan jika mereka memperoleh penanganan yang tepat dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Walaupun memiliki kebutuhan khusus, anak-anak penyandang autisme juga berhak untuk mendapatkan pendidikan,” kata Censa Amelia Febriyanti selaku ketua tim.

Program yang diusung tim PKM-PM IPB University itu menggunakan metode Love-Mission, terdiri dari lima Ausome Mission, mencakup Get to Know Ausome, Hear My Story, Ausome Activity Schedule, Rainbow Farming, My Adventure dan Ausome Day: Spread Autis Love. Mahasiswa IPB University menyajikan program dengan menggunakan metode pembelajaran melalui pendekatan behavioristik dengan mengadopsi metode Lovaas dan penanaman empat pilar karakter dari Indonesia Heritage Foundation (IHF).

“Sesuai dengan namanya, Ausome, kami berharap nantinya anak penyandang autisme ini akan menjadi anak yang luar biasa. Diharapkan program ini nantinya dapat membantu membangun kemampuan secara sosial, mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dan meningkatkan perilaku yang diharapkan dari anak-anak autis,” jelas 

Censa menuturkan, berdasarkan hasil wawancara tim PKM-PM IPB University dengan Ketua YPD Kota Bogor, sebagian besar anak penyandang autisme ternyata belum memiliki sikap disiplin, kemandirian dan kemampuan bantu diri (self-help skills). Mereka belum mampu secara mandiri untuk melakukan aktivitas keseharian seperti tidur, mandi, memakai pakaian, makan dan minum. Selain itu, secara personal, masalah dari anak autis tersebut adalah tidak bisa memahami diri sendiri. Bahkan, terdapat anak autis yang tidak mengetahui namanya sendiri. 

“Anak autis di YPD Kota Bogor cenderung fokus pada kegiatan yang disenanginya sehingga saat proses belajar, mereka tidak memedulikan instruksi dari pengajar dan kesulitan dalam bekerja sama. Keterbatasan alat dan bahan pembelajaran, materi pembelajaran yang belum terintegrasi dengan baik serta terbatasnya jumlah staf pengajar juga menyebabkan belum optimalnya aktivitas pembelajaran di sana,” ungkap Censa.

Tim PKM PM Ausome terdiri dari Censa Amelia Febriyanti, Khopipah Assonda, Ganta Gaffrila, Kheisya Mutiara Idhan, Ryza Sativa dan didampingi oleh Dr Adisti Permatasari Putri Hartoyo selaku dosen pembimbing. 

Published Date : 25-Sep-2023

Resource Person : Censa Amelia Febriyanti

Keyword : mahasiswa IPB, PKM PM IPB, autisme, anak autis, anak berkebutuhan khusus

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2023/09/ausome-program-mahasiswa-ipb-university-perkuat-life-skills-dan-social-awareness-anak-anak-autis-di-kota-bogor/c3d4ce7de28d990e9d4bfd3f2b618547


15 Sep 2022

Mahasiswa IPB Buat Program MILESTONE, Cegah Kelahiran Bayi Stunting

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat IPB University yang diketuai Hasna Sri Aprilianti memaparkan, kondisi balita kurang gizi di Indonesia masih sangat mengkhawatirkan, bahkan 1 dari 4 balita di Indonesia mengalami stunting.

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor (2012), Desa Ciaruteun Udik, Kecamatang Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi salah satu kantung besarnya prevalensi anak stunting.

Kemudian permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu rendahnya pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu hamil dalam pemenuhan gizi sehingga asupan gizi selama masa kehamilan menjadi kurang baik, ibu-ibu hamil yang cenderung memiliki pola makan yang malnutrisi, serta program yang ada desa tersebut hanya berupa sosialisasi terkait stunting serta pemberian biskuit hamil bagi ibu hamil dan biskuit MPASI untuk balita.

“Oleh karena itu, Milestone hadir sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. pelatihan kreativitas baru berupa budidaya ikan dalam ember dan budidaya microgreens serta olahan makanan bergizi berupa bubur lele, lele bumbu kuning dan olahan pangan lainnya,” kata ketua tim, Hasna.

Pelatihan ini merupakan solusi tepat guna untuk memenuhi keterampilan ibu-ibu kader dan ibu-ibu hamil karena mudah dalam implementasinya dan dapat menjadi peluang usaha bagi pihak mitra.

Alasan kenapa budikdamber lele dan microgreens dipilih karena kandungan pada ikan lele diyakini dapat membantu tumbuh kembang janin termasuk stunting. Lele juga mengandung 40 persen asupan vitamin B12 yang diperlukan tubuh. Selain itu nutrisi dalam microgreens diklaim mencapai 40 persen lebih banyak dibanding sayuran saat usia panen atau matang.

“Metode budidaya ikan dalam ember sudah menjadi teknik budidaya yang sangat umum. Namun, hal yang membuat program kami unik yaitu budidaya ikan dalam ember dengan tanaman microgreens, karena tanaman microgreens belum pernah digunakan dalam metode budikdamber ini,” tuturnya.

“Hal ini dapat diaplikasikan untuk menghemat waktu panen tanaman microgreens dengan kandungan gizi yang tentu lebih tinggi,” tambah tim PKM IPB itu.

Kemudian tim PKM yang dianggotai Censa Amelia Febriyanti, Azzahra Putri Santi, Gallant Son Moslem, Rifqi Hafidz Ash Shiddiq, dan dibimbing oleh Dr. Ujang Suwarna MSc FTrop membuat program MILESTONE (Microgreens Lele Stunting One).

MILESTONE merupakan program penguatan mindset dan keterampilan budikdamber lele dan microgreens sebagai upaya pencegahan kelahiran bayi stunting di Desa Ciaruteun Udik.

“Tujuannya menyediakan program penguatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan bagi ibu-ibu hamil sebagai upaya pencegahan kelahiran bayi stunting serta melatih ibu-ibu hamil dalam mengolah pangan bergizi dari lele dan microgreens,” katanya.

Tahapan program Milestone yang terdiri dari sosialisasi program, love method, pretest, pembuatan media budikdamber serta pelatihan budikdamber lele dan microgreens, pelatihan olahan makanan bergizi dari lele dan microgreens, pelatihan manajemen usaha, foodfair dan closing program, serta lokakarya nasional dengan komunitas penggiat stunting.

“Dari hasil implementasi program yang telah dilaksanakan yaitu terjadinya peningkatan dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu-ibu kader dan ibu-ibu hamil. Mereka juga telah mandiri dalam memproduksi olahan pangan bergizi dari lele dan microgreens,” ungkapnya.

Menurut tim PKM ini, kegiatan tersebut dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu hamil dalam pengelolaan microgreens dan budikdamber lele sebagai salah satu upaya pencegahan stunting dan pemenuhan gizi. (*)

Editor: Rany

Sumber: https://www.radarbogor.id/2022/08/28/mahasiswa-ipb-buat-program-milestone-cegah-kelahiran-bayi-stunting/

15 Sep 2022

Mahasiswa IPB University Ciptakan Mycosa, Mulsa Organik yang Mudah Terurai

Mahasiswa IPB University berhasil menciptakan inovasi mulsa organik untuk produk tanaman hortikultura. Mulsa organik ini diklaim lebih unggul dibandingkan mulsa organik yang sudah ada maupun mulsa plastik.Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Gintan Fatimah, Mita Sugiarti, TB Aditia Rizki, Mentari May Syachanna dan Anra Talpa membuat mulsa organik Bernama Mycosa.Menurut Anra, mulsa adalah material pertanian yang menutupi tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit. Mulsa juga dapat menjaga tanah dari erosi sehingga struktur dan komposisi tanah dapat terjaga.“Penggunaan mulsa di dunia pertanian sudah menjadi trend sejak lama, banyak petani di Indonesia sudah memanfaatkan mulsa untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya. Terdapat dua jenis mulsa yang dikenal di dunia pertanian, yaitu mulsa organik dan mulsa plastik,” ujarnya.Di bawah bimbingan Ir Fahrizal Hazra, MSc, Anra dan tim kemudian mengembangkan Mycosa. Menurut Anra, biomulsa pertama di dunia ini memiliki tiga keunggulan utama. Yaitu terbuat dari bahan organik yang melimpah, dapat meningkatkan efisiensi serapan hara dan dapat terurai dalam satu kali siklus panen hortikultura.

“Mycosa merupakan produk biomulsa yang terbuat dari bahan yang melimpah di Indonesia yaitu kelobot jagung dan kertas bekas. Berdasarkan penelitian, kelobot jagung merupakan limbah organik yang baik digunakan sebagai film mulsa. Kertas bekas juga memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga kelembaban tanah. Selain itu, penggunaan klobot jagung dan kertas bekas untuk Mycosa ini bisa menjadi solusi permasalahan limbah klobot dan kertas di Indonesia,” ujarnya.Ia menambahkan, Mycosa juga dilapisi dengan Mikoriza MZ 2000 yang dapat meningkatkan efisiensi penyerapan hara. Mikoriza merupakan simbiosis antara fungi dan akar tanaman yang dapat meningkatkan penyerapan hara, meningkatkan penyerapan air, memproduksi senyawa perangsang pertumbuhan, menjaga tanaman dari patogen, serta memperbaiki struktur tanah.“Keunggulan lain dari Mycosa adalah didesain terurai dalam satu kali siklus panen (3-4 bulan). Hal ini dapat menjadi solusi dari permasalahan mulsa plastik yang sulit terurai sehingga berpotensi menjadi limbah pertanian. Penggunaan mulsa Mycosa dapat menjaga lingkungan dari limbah pertanian,” imbuhnya.

Sejak Juli 2022, katanya, Mycosa sudah diproduksi secara massal dengan lokasi produksi di Bogor, Jawa Barat. Terdapat dua jenis Mycosa yang sudah diproduksi yakni Mycosa varian pot dan Mycosa varian guludan. Mycosa juga sudah bisa dibeli di berbagai marketplace di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia, dan Whatsapp.“Informasi mengenai mycosa lebih lanjut dapat dilihat di akun official Instagram dari Mycosa yaitu Instagram.com/mycosa.id dan akun official Facebooknya di Mycosa Biomulsa. Mari suburkan tanaman kita semua dengan memakai Mycosa,” pungkasnya. (**/Zul)

Sumber: https://kumparan.com/news-release-ipb/mahasiswa-ipb-university-ciptakan-mycosa-mulsa-organik-yang-mudah-terurai-1yojKE8zwg5/full