Youth Initiative Contest 2024: Kontribusi Generasi Muda dalam Mitigasi Krisis Iklim melalui Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University kembali menyelenggarakan kegiatan tahunan yang selalu dinantikan, yaitu Youth Initiative Contest (YIC) 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari The 5th International Summer Course on Forestry and Environment (ForSC 2024), yang berlangsung pada 4 hingga 11 Agustus 2024. YIC tahun ini mengusung tema “Youth Contributions in the Forest Management for Climate Crisis Mitigation” yang juga merupakan tema dari Summer Course.
YIC 2024 diharapkan menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan gagasan kreatif dan inovatif mereka dalam bentuk kompetisi esai dan poster. Kompetisi ini diikuti oleh 132 mahasiswa peserta yang terdaftar sebagai peserta ForSC 2024 dari berbagai perguruan tinggi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, seperti Universiti Putra Malaysia, University of the Philippines Los Banos, dan Seoul National University. Diharapkan kompetisi ini mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan serta memberikan kontribusi nyata dalam mitigasi krisis iklim.
Pelaksanaan YIC 2024 dilakukan secara hybrid, dengan kegiatan berlangsung secara daring dan luring di IPB University kampus IPB Darmaga Bogor. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai institusi pendidikan terkemuka dari berbagai negara, yang menunjukkan skala internasional dari acara ini. Dengan demikian, YIC tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga forum global untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman terkait pengelolaan lingkungan dan kehutanan. Sebagai bagian dari summer course, YIC 2024 diharapkan tidak hanya menghasilkan gagasan dan solusi yang solutif, tetapi juga mempererat hubungan antar generasi muda dari berbagai belahan dunia yang memiliki kepedulian yang sama terhadap isu lingkungan.
Sebagai penutup dari rangkaian kompetisi ini, para pemenang YIC diumumkan pada saat penutupan kegiatan ForSC 2024. Para juara yang berhasil menyajikan essay dan poster terbaik mendapatkan penghargaan khusus dan kesempatan untuk mempresentasikan karya mereka di hadapan para ahli dan praktisi lingkungan. Terdapat empat juri dengan latarbelakang yang berbeda, yakni Dr. Muhammad Shoaib Ahmed Khan yang merupakan Assistant professor National University of sciences and Technology (NUST), Islamabad, Dr. Nurul Iman Nuansa, S,Hut, M.Sc yang menjabat Climate Technical Manager di ACT Sulutions APAC Pte. Ltd, Dr. Erianto Indra Putra, S,Hut, M.Si sebagai dosen Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, serta Muhammad Alvin Raihan S,Hut Sebagai Media Director di Pusat informasi dan Inovasi Kehutanan dan Lingkungan (PI2KL).
Adapun pada Bidang Essay dimenangkan oleh:
- Grup 6 yang beranggotakan Verastra Pradiva Maurensia Gunawan (IPB University), Deya Akmalia (IPB University), Meilani Safitri (University of Tanjung Pura), Muhammad Fakhrul Qayyum Bin Mohd S (University Putra Malaya), Mayza Pancar Eka (IPB University ) sebagai Juara Pertama;
- Grup 20: Nurmaisarah Binti Mizan (University Malaysia Sabah), Intan Nur Rahmadhanti (IPB University), Hajrah Nanda Putri (IPB University), Muhammad Fathir (IPB University), dan Hafidz Rizki F (University of Sebelas Maret) sebagai Juara Kedua;
- Grup 15: Lubna Marwah Syahidah A (IPB University), Chika Tsaabita Dinaranti (Indonesia University), Salma Zahratul H (IPB University), Mizero Alexis (IPB University), Muhammad Adnan (Institute of Geographic Sciences and Natural Resources) sebagai Juara Ketiga.
Sementara, pada Bidang Poster dimenangkan oleh:
- Grup 7: Safa Nada (IPB University), Nanditha Setyaningrum (IPB University), Victoria Gremina Bulaan (University of Tanjungpura), Muhammad Al Ghifari (IPB University), Usama Mazhar (Northwest Agriculture and Forestry University), Duanti Milta Duari (IPB University ) sebagai Juara Pertama;
- Grup 20: Nurmaisarah Binti Mizan (University Malaysia Sabah), Intan Nur Rahmadhanti (IPB University), Hajrah Nanda Putri (IPB University), Muhammad Fathir (IPB University), dan Hafidz Rizki F (University of Sebelas Maret) sebagai Juara Kedua;
- Grup 12; Mariana Imenlda Fenetiruma (IPB University), Angellina Eka Agita Putri (IPB University), Kotoha Matsuki (Sophia University), Achmad Hasan Sanusi (Indonesia University), Ivo Satria Prayogi (IPB University), Nurul Filza Binti Zamri (University Malaysia Sabah) sebagai Juara Ketiga.
Penghargaan ini tidak hanya merupakan bentuk apresiasi atas kreativitas dan inovasi mereka, tetapi juga sebagai langkah nyata untuk mendorong generasi muda dalam mengatasi tantangan perubahan iklim. Dengan dukungan dari berbagai mitra media dan organisasi mahasiswa, YIC 2024 menjadi salah satu acara paling berpengaruh dalam membentuk pemimpin-pemimpin masa depan yang peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutan hutan.
Proses produksi kayu UPT Pasuruan
Tantangan lain yang dihadapi adalah kehadiran tengkulak di pusat industri Pasuruan yang sering kali menyebabkan ketidaknyamanan bagi pembeli. Akibatnya, pembeli enggan mengunjungi industri kerajinan kayu. Pengrajin masih berfokus memproduksi kerajinan tanpa memperhatikan keinginan konsumen, sehingga barang sering menumpuk di etalase toko. Kondisi saat ini keberadaan UPT Pasuruan semakin sepi pengunjung terutama sejak tol dibangun.
Kepala UPT Kerajinan Kayu Pasuruan juga menyampaikan bahwa meskipun UPT sudah didukung pemerintah terkait penyediaan sarana prasarana penunjang dan investasi mesin, kendala berikutnya adalah biaya besar yang dibutuhkan untuk perbaikan mesin saat rusak.
“UPT harus menunggu untuk mendapatkan prioritas bantuan perbaikan, sementara proses produksi produk kayu olahan harus berjalan,” ungkapnya.
Rina Kristanti turut menyoroti rendahnya kerjasama antar asosiasi dan pengrajin kayu di Pasuruan. Menurutnya, rendahnya kerjasama disebabkan oleh kurangnya kepercayaan antar pelaku industri. Hal ini diakui oleh para pelaku IKM, yang mengakui kesulitan dalam menjalin kerjasama karena faktor kepercayaan.
Para pelaku industri dan asosiasi kayu berharap agar persoalan harga dapat diatasi, informasi peredaran kayu dan sumber bahan baku dapat diperoleh dengan mudah, serta kehadiran tengkulak yang meskipun tidak dapat dihindari, namun diharapkan dapat dirangkul oleh pengrajin.
Sudarsono Soedomo, salah satu ahli yang hadir dalam diskusi, menambahkan agar pemerintah dapat mengalokasikan dana untuk kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan oleh pelaku industri, bukan untuk hal yang kurang bermanfaat.
Dengan berbagai tantangan yang ada, industri kayu olahan di Pasuruan memerlukan strategi dan kerjasama yang solid untuk dapat bersaing dan berkembang di pasar lokal maupun internasional. Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang konkret dan dapat diimplementasikan untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan industri kayu olahan di Pasuruan.
Penulis: Riski Septia Putri