Fakultas Kehutanan dan Lingkungan

0251- 8621677

fahutan@apps.ipb.ac.id

Jalan Ulin, Kampus IPB Dramaga Bogor Jawa Barat 16680
20 May 2022

Prof Prijanto Pamoengkas: Silvikulturis Harus Menyikapi Perubahan Vegetasi dan Fokus pada Nilai Hutan yang Berbeda

Pengelola hutan saat ini perlu memahami adanya perubahan vegetasi yang terjadi dan fokus pada nilai hutan yang berbeda. Silvikulturis harus menyikapi perkembangan ini dan menanggapi cepatnya perubahan ekspektasi dan pergeseran paradigma global dalam cara memandang hutan.  Hal ini disampaikan oleh Prof Prijanto Pamoengkas, Guru Besar IPB University dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah, (19/5). 

Menurutnya, sejak diberlakukan sistem silvikultur tebang pilih dalam pemanfaatan hutan alam, sistem silvikultur tersebut telah mengalami tiga kali penyempurnaan. Yaitu tahun 1989, 1993 dan 2009. Hingga saat ini di Indonesia berlaku empat sistem silvikultur untuk mengelola hutan alam produksi. Yaitu Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI), Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ), Tebang Rumpang (TR), dan Tebang Jalur Tanam Indonesia (TJTI) (Kementerian LHK 2021).  
 
“Sistem tebang pilih dengan limit diameter ini hanya akan berhasil jika distribusi ukuran pohon dan permudaan cukup banyak. Apalagi jika penebangan dilaksanakan dengan pengawasan yang sangat ketat. Pada dasarnya sistem TPTI merupakan pemanfaatan dari proses ekologis hutan tidak seumur, mulai dari tingkat semai, pancang, tiang, dan pohon yang terjadi pada areal bekas tebangan menuju terbentuknya tegakan yang seimbang. Percepatan terhadap suksesi pertumbuhan ini terletak pada komposisi tegakan tinggalnya dan tindakan silvikulturnya,” ujarnya.
 
Menurutnya, sistem silvikultur dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang terdiri atas regenerasi (permudaan), pemeliharaan dan pemungutan hasil yang dilaksanakan secara sistematis pada suatu tegakan sepanjang siklus hidupnya. Selanjutnya, ketiga komponen tersebut dijadikan sebagai komponen kegiatan yang harus ada dalam penerapan sistem silvikultur. Tebang pilih dapat menjurus pada penggundulan hutan saja kalau ketiga komponen silvikultur tersebut tidak diterapkan secara utuh. Kalau ada salah satu komponen yang tidak diterapkan, maka hal itu tidak dapat dikatakan sebagai suatu tindakan sistem silvikultur. Dengan kata lain pengelola hutan tidak sedang menerapkan sistem silvikultur.
 
”Oleh karena itu ada tuntutan untuk menghadirkan sistem silvikultur hutan alam yang adaptif dari aspek ekologis dan sesuai dengan karakteristik hutannya,” ujarnya.  Menurutnya, ada empat faktor yang harus dipertimbangan dalam pemilihan sistem silvikultur hutan alam. Yaitu peraturan atau ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait dengan pemilihan sistem silvikultur. Syarat pelaksanaan dari masing-masing sistem silvikultur. Kondisi ekologi areal hutan, terdiri dari tipe hutan, komposisi jenis, struktur tegakan, potensi tegakan dan keadaan permudaan alam. Dan kondisi fisik areal hutan, terdiri dari jenis tanah, kelerengan, ketinggian dari permukaan laut (altitude) dan iklim.
 
Dalam konteks pengelolaan hutan alam produksi, lanjutnya, maka keragaman adaptasi dari jenis yang bernilai komersial i dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengembangan sistem silvikultur. Sebagai arahan dalam pengembangan sistem silvikultur tersebut.
 
“Dari hasil kajian inventarisasi hutan pada suatu areal hutan, ada tiga komponen penting yakni komunitas hutan yang berdasarkan kedekatan komposisi jenis penyusun tegakan, kemiripan antara komposisi jenis yang menyusun tegakan pada level kanopi (tingkat tiang atau pohon) dengan jenis pada level permudaan tingkat semai atau pancang. Dan bentuk sebaran atau distribusi diameter pohon yang menggambarkan status resources,” imbuhnya.
 
Ia menambahkan, salah satu hal penting dalam praktik pengelolaan hutan alam produksi adalah keberhasilan dalam menerapkan sistem silvikultur yang adaptif terhadap kondisi ekologis dan menguntungkan secara ekonomis.
 
“Selama ini konsekuensi ekologis dari permudaan alam yang berkembang pada areal hutan bekas tebangan belum banyak mendapatkan perhatian dari pengambil kebijakan. Padahal kondisi tersebut menjadi pertimbangan utama dalam menetapkan sistem silvikultur,” tandasnya. (Zul)

Published Date : 19-May-2022

Resource Person : Prof Prijanto Pamoengkas

Keyword : PB University, Silvikultur, Guru Besar IPB, Fahutan IPB

SDG : SDG 4 – QUALITY EDUCATION, SDG 9 – INDUSTRY, INNOVATION AND INFRASTRUCTURE, SDG 15 LIFE ON LAND

19 May 2022

Kuliah Pembekalan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) 2022

[Kuliah Pembekalan KKNT]

Kuliah Pembekalan KKNT Tingkat Fakultas yang akan dilaksanakan pada:

Hari, tanggal: Sabtu, 21 Mei 2022
Pukul: 08.00-15.00 WIB
Platform: Zoom Meeting & Youtube

Link Zoom: ipb.link/kuliahkknt2022

Link Youtube: ipb.link/livekknt2022

Narasumber:
1. Dr. Adjat Sudrajat (Materi I : Ekowisata)
2. Ir. Andi Rohman Kurniadi, MM (Materi II : Metode Pemetaan Potensi Desa)
3. Dr. Soni Trison, S.Hut, M.Si (Materi III: Penulisan Artikel Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat)
4. Dr. Supriyanto (Materi IV: Bioenzim)
5. Dr. drh. Sri Murtini, M.Si. Materi V: Penyakit Kuku dan Mulut)

Moderator: Ati Dwi Nurhayati, S.Hut, M.Si(Dosen DSVK, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB)

Terima kasih.

25 Apr 2022

Asah Softskill Kewirausahaan, BEM FAHUTAN IPB Hadirkan Entrepreneur Muda

Departemen Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa, BEM Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University menggelar Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM). LKMM merupakan kegiatan pengembangan softskill guna meningkatkan efektivitas suatu organisasi. Pelatihan ini mengusung tema “Boost Revolusionary Charachter, Beyond the Limits Through Creativity and Integrity”.

Pelatihan sesi kedua ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pentingnya profesionalisme dan kerjasama tim dalam mengembangkan sebuah organisasi. Selain itu, mahasiswa juga diberikan pemahaman mengenai bagaimana memecahkan suatu permasalahan di dalam organisasi melalui ide dan kreativitas yang dimiliki. Pelatihan ini dihadiri lebih dari 40 peserta yang berasal dari mahasiswa Fahutan, IPB University (16/04).

Fokus pada pelatihan kewirausahaan dan mengangkat materi mengenai relasi dan kepekaan sosial dalam mengembangkan sebuah usaha, kegiatan ini menghadirkan Fenny Febrian seorang entrepreneur muda sebagai pembicara kunci. Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda M.Si (Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan), Komisi Kemahasiswaan Fahutan dan Komisi Kemahasiswaan dari setiap Departemen juga turut hadir pada pelatihan ini.

“Kami sangat menyambut baik kegiatan–kegiatan yang tujuannya untuk meningkatkan softskill, sehingga kita dapat menghadapi kondisi-kondisi yang sulit diprediksi,” ujar Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda M.Si.

Dalam kesempatan ini Fenny Febrian membahas topik “Fundamental Leadership in Digital Era”, yakni skill dasar yang dibutuhkan untuk membantu memecahkan suatu permasalahan. Menurutnya, keberhasilan dalam suatu organisasi tidak terjadi secara kebetulan tetapi ada sebuah planning.

“Mahasiswa saat ini yang merupakan generasi millenial atau Gen Z banyak memilih karier untuk berwirausaha,” pungkas Fenny Febrian.

Narasumber: Fenny Febrian

Keyword: Mahasiswa, Kehutanan dan Lingkungan, IPB University

SDGs: SDG 4 – QUALITY EDUCATION, SDG 17 – PARTNERSHIP TO ACHIEVE THE GOAL

22 Apr 2022

Pemberian Award Program Udara Bersih antara Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University dengan Field Indonesia

21 April 2022

Pemberian Award Program Udara Bersih Indonesia, Kerjasama antara IPB University dengan Field Indonesia.

Pemberian award ini diberikan kepada Manggala Agni dan MPA tingkat Kabupaten dan Provinsi serta Daops terbaik Tahun 2021 di Wilayah Regional PPI Sumatera.

Pemberian Award Program Udara Bersih diberikan oleh Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB

Dr. Ir. Naresworo Nugroho, MS.

07 Apr 2022

Penandatanganan Kerjasama DHH dengan MAPEKI dan IFPF

Senin, 21 Maret 2022, Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Dr Naresworo Nugroho didampingi Ketua Departemen Hasil Hutan Dr. Deded Sarip Nawawi bersama dengan Ketua Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI), Dr. Tomy Listyanto dan  Ketua Perkumpulan Forum Promosi Industri Furnitur dan Craft Indonesia (IFPF), Bapak Erie Sasmito hadir dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan TriDarma di Sekretariat MAPEKI, Yogyakarta. Kerjasama ini bertujuan untuk mengembangkan kerjasama baik dibidang pendidikan dengan para peneliti kayu di Indonesia yang diwakili oleh MAPEKI serta kerjasama pelaksanaan Tridharma dengan industri. Kerjasama ini diharapkan dapat mendorong pelaksanaan MBKM bagi mahasiswa untuk praktik langsung di industri maupun bagi para dosen dalam hal kerjasama pendidikan dan penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya bagi industri kayu di Indonesia.

https://dthh.ipb.ac.id/penandatanganan-kerjasama-dhh-dengan-mapeki-dan-ifpf/

04 Apr 2022

Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Kirim Mahasiswa Ikuti Online Study Tour di Department of Forest Science, Utsunomiya University, Jepang

Dalam rangka meningkatkan kegiatan pertukaran mahasiswa antar negara, serta menjalin kerjasama di bidang kehutanan dan lingkungan hidup, Department of Forest Science, Utsunomiya University selenggarakan Online Study Tour selama dua hari (8 – 9 Maret 2022). Kegiatan yang diikuti oleh lima universitas dari 5 negara ini bertujuan untuk berbagi pengalaman kondisi pengelolaan sumber daya hutan di setiap negara dan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh setiap delegasi mahasiswa di universitasnya masing-masing.

Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB mengirimkan 10 delegasi mahasiswa yang didampingi oleh Prof. Dr. Imam Wahyudi, MS. Delegasi mahasiswa ini mewakili Departemen Manajemen Hutan, Departemen Hasil Hutan, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Departemen Silvikultur, serta IFSA LC-IPB. Online Study Tour juga dihadiri oleh delegasi dari Faculty of Forestry at Kasetsart University Thailand; Department of Forest Resources at Kyungpook National University in Sonju, South Korea; Faculty of Resources Science and Technology Universiti Malaysia, Sarawak Malaysia; dan School of Agriculture Utsunomiya University.

Kegiatan Online Study Tour diawali dengan speech oleh masing-masing dosen pendamping dan ketua tim delegasi mahasiswa. Delegasi mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University diwakili oleh Gintan Fatimah selaku ketua delegasi. Selama rangkaian Online Study Tour berlangsung mahasiswa memperoleh berbagai insight seperti, bagaimana kondisi hutan dan kehutanan di Prefektur Tochigi; pengelolaan Taman Nasional di Nikko dan Ashio, pengelolaan hutan oleh pihak swasta; pengetahuan tentang restorasi tambang, manajemen bencana tanah longsor, bangunan kayu tradisional, produksi jamur dan arang; serta informasi terkait riset kolaborasi tentang kualitas kayu.

Pada kegiatan ini, setiap delegasi mahasiswa juga berkesempatan melakukan presentasi untuk memperkenalkan universitasnya dan bagaimana kegiatan pembelajaran dilakukan. “Kegiatan Online Study Tour ini memberikan banyak pengetahuan mengenai kehutanan dan pendidikan kehutanan dari berbagai negara, serta sebagai ajang berbagi pengalaman untuk meningkatkan persahabatan sebagai sesama rimbawan” ujar salah satu delegasi mahasiswa dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University saat sesi penutupan dan refleksi kesan pesan.

Keyword: Mahasiswa, Kehutanan dan Lingkungan, IPB University, Online Study Tour

SDGs: SDG 4 – QUALITY EDUCATION , SDG 15 – LIFE ON LAND , SDG 17 – PARTNERSHIP FOR THE GOALS