Fakultas Kehutanan dan Lingkungan

0251- 8621677

fahutan@apps.ipb.ac.id

Jalan Ulin, Kampus IPB Dramaga Bogor Jawa Barat 16680
08 Dec 2023

Perhutani Hadiri Kegiatan Dosen Mengabdi IPB Di Lebak Banten

BANTEN, PERHUTANI (28/11/2023) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten hadiri  kegiatan Pelatihan Pemilihan Pohon Plus, Perbenihan, Budidaya dan Pengendalian Hama Penyakit Sengon oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) University, bertempat Di Tempat Penyimpanan Kayu (TPK) Cigembor, Desa Inten Jaya, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten,  pada hari Sabtu (25/11).

Acara tersebut dihadiri oleh Administratur KPH Banten yang diwakili oleh Kepala Seksi Pembinaan Sumber Daya Hutan (PSDH) Yusdiawan, Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Rangkasbitung Kartawa beserta jajarannya, Dosen Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Ulfah J. Siregar sebagai ketua, Noor F. Haneda sebagai anggota, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede J. Sudrajat,  Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) wilayah Kabupaten Lebak Irman,  segenap Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), serta para peserta pelatihan.

Administratur KPH Banten melalui Yusdiawan mengungkapkan dukungan dan apresiasinya atas kegiatan yang telah diadakan ini. Ia pun berharap  ilmu yang  disampaikan pada kegiatan pelatihan bisa menjadi sumber pengetahuan untuk bagi para peserta ataupun semua pihak. Khususnya untuk LMDH serta petani hutan kedepannya berharap bisa mengimplementasikan ilmu pada kegiatan ini terkait tata cara memilih bibit, menanam, serta merawat tanaman. Agar dapat tumbuh dengan baik sampai masa daur panen dan  bermanfaat untuk keberlangsungan ekosistem hutan.

Dalam kesempatannyam Ulfah J. Siregar menyampaikan terima kasih kepada Perum Perhutani atas kerjasamanya dalam rangka kegiatan Dosen Mengabdi IPB dengan tema Pelatihan Pemilihan Pohon Plus, Perbenihan, Budidaya dan Pengendalian Hama Penyakit Sengon. Peran Perum Perhutani sangat diperlukan dalam pendampingan dan penerapan materi yang sudah disampaikan di pelatihan ini. Mulai dari pemilihan pohon plus, penentuan lahan tanam, kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan sengon, penanganan benih dan bibit yang baik, teknik budidaya tanaman sengon, dan pengenalan hama, serta penyakit yang ada pada tanaman kehutanan khususnya sengon

“Sengon merupakan pohon unggulan Ke-4 di Perum Perhutani KPH Banten setelah pohon jati, pinus, dan mahoni. Sengon ini termasuk ke dalam tanaman yang cepat tumbuh dan pengelolaannya juga cukup mudah. Namun, sayangnya tanaman sengon ini sangat rentan terhadap hama dan penyakit, hingga sulit untuk menangani atau mengatasinya. Oleh karena itu, program Dosen IPB Pulang Kampung ini semoga menjadi solusi bagi Perum Perhutani KPH Banten dalam budidaya tanaman sengon yaitu dengan menyeleksi pohon plus sehingga menghasilkan atau memperoleh individu-individu pohon yang berkualitas dari segi fenotipnya,” ujarnya. (Kom-PHT /Btn/HJ)

Sumber : https://www.perhutani.co.id/perhutani-hadiri-kegiatan-dosen-mengabdi-ipb-di-lebak-banten/


08 Dec 2023

Gelar Kuliah Umum, Departemen KSHE IPB University Ulas Carbon Trading

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KHSE), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University melaksanakan Kuliah Umum (20/11) dalam rangka Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) tahun 2023.

Kuliah umum bertemakan Carbon Trading: Making It Profitable ini diikuti oleh 130 peserta, terdiri dari mahasiswa KSHE, mahasiswa pascasarjana dan alumni. Kegiatan bertempat di Smart Classroom Wing R, Kampus IPB Dramaga.

Dalam sambutannya, Ketua Departemen KSHE IPB University, Dr Nyoto Santoso menyampaikan tentang pentingnya perdagangan karbon. Ia juga menyoroti keterlibatan aktif Indonesia, termasuk inisiasi perguruan tinggi untuk dapat meningkatkan partisipasi aktif dalam skema pasar karbon internasional.

Dua pembicara dari ACT Commodities Group, Iman Iman Nurul Suansa dan Miss Theresa Teo memberikan penjelasan mengenai carbon trade kepada para peserta. ACT merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan karbon yang bertempat di Singapura.

Climate Technical Manager ACT, Iman Nurul Suansa menceritakan mengenai integrasi perdagangan karbon dengan standar global dengan keadaan lapang di Indonesia. Ia senantiasa menegaskan kepada para peserta, agar senantiasa memahami dan mempraktikkan lima komponen fundamental perdagangan karbon.

Kelima komponen tersebut antara lain identifikasi kehilangan lahan hutan, penentuan baseline land use and land cover (LULC) yang akurat, verifikasi stok karbon oleh tumbuhan tingkat pohon, menghindari kebocoran emisi karbon di sekitar lahan target dan memastikan keberlanjutan pelaksanaan proyek untuk beberapa tahun ke depan.

Sementara itu, Miss Theresa Teo, Sustainability Lead ACT menerangkan tentang perdagangan karbon secara global. Ia juga memaparkan beberapa studi kasus terlaksananya perdagangan karbon antara beberapa perusahaan dan masyarakat lokal.

“Beberapa proyek tersebut telah memberikan manfaat nyata baik secara ekonomi, lingkungan dan sosial.” Dia juga mengungkapkan beberapa kemungkinan partisipasi IPB University untuk mendukung skema perdagangan karbon, terutama di Indonesia.

Selanjutnya, mahasiswa KSHE IPB University, peserta kuliah umum, menyampaikan ide prospeksi perdagangan karbon. Paparan tersebut kemudian ditanggapi oleh para pembicara.

Kedua narasumber mengapresiasi ide-ide yang disampaikan oleh para mahasiswa dengan tetap mengingatkan pentingnya identifikasi permasalahan perubahan tutupan lahan hutan menjadi lahan terbuka.

Ide prospek pengembangan perdagangan karbon di Indonesia, terlebih di kawasan konservasi, menjadi mungkin untuk dilakukan demi mendukung inisiasi global dan nasional dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup. (*/Rz)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2023/11/gelar-kuliah-umum-departemen-kshe-ipb-university-ulas-carbon-trading/


24 Nov 2023

Turut Berbelasungkawa Atas Wafatnya Prof. (ret.) Dr. Ir. Kurnia Sofyan, M.S

Keluarga Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB Turut Berbelasungkawa Atas Wafatnya Prof.(ret.) Dr. Ir. Kurnia Sofyan, M.S Guru Besar Purnabakti Departemen Hasil Hutan

Rabu, 22 Nopember 2023

www.fahutan.ipb.ac.id

#ipbuniversity
#fakultaskehutananipb
#gurubesaripb
#forestenvironm

22 Nov 2023

Dosen IPB University Kenalkan Kelebihan Pupuk Hayati Berkelanjutan Kepada Bupati Blora

Dr Yunik Istikorini dosen Departemen Silvikultur beserta dosen muda lainnya dari Departemen Proteksi Tanaman IPB University yaitu Fitrianingrum Kurniawati dan Nadzirum Mubin memperkenalkan berbagai kelebihan dari pupuk hayati.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Blora, H Arief Rohman beserta pejabat lainnya juga para kelompok tani Desa Gondel beserta Ibu-Ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) pada 11/11 di Kantor Balai Desa Gondel, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora.

“Pupuk hayati merupakan pupuk organik yang ditambahkan dengan mikroba bermanfaat. Banyak mikroba potensial yang dapat ditambahkan di dalam pupuk organik agar pupuk tersebut memiliki nilai tambah sehingga mineral di dalam pupuk dapat diserap oleh tanaman dengan baik,” ungkap Yunik.

Ia menyebutkan banyak mikroba potensial seperti Trichoderma, Gliocladium, Bacillus, Pseudomonas fluorescens, Azosprillium, dan Azotobacter. Mikroba potensial tersebut sangat mudah diperoleh, misalnya dari tanah hutan, daerah sekitar perakaran (rhizosfer) bambu, pisang, rumput dan tanaman sehat lainnya.

“Tanaman yang ditambahkan pupuk hayati memiliki kelebihan dibandingkan dengan pupuk sintetik. Pupuk hayati yang ditambahkan pada tanaman cenderung lebih sehat dan produktif serta memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang ditambahkan pupuk sintetik,” ujarnya.

Ia menjelaskan, penggunaan pupuk sintetik memberikan dampak yang sebaliknya, selain harganya yang mahal, pupuk sintetik sulit diperoleh. Penggunaan pupuk sintetik yang berlebihan dan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan tanah sehingga penanaman di musim berikutnya dapat menurunkan produktivitas dari tanaman.

Bupati Blora, menyambut baik dengan adanya program ini, selain bisa mandiri membuat pupuk organik hayati juga diharapkan pupuk hayati mampu menjadi suatu produk yang nantinya dapat diperjualbelikan.

“Program ini sangat baik sehingga mampu memberikan tambahan pendapatan para kelompok tani di Kabupaten Blora,” ungkap Arief. (Lp)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2023/11/dosen-ipb-university-kenalkan-kelebihan-pupuk-hayati-berkelanjutan-kepada-bupati-blora/


20 Nov 2023

Lagi, Fahutan IPB University Beri Penghargaan Program Udara Bersih dan Pengendalian Karhutla

Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University dan FIELD Indonesia kembali memberikan apresiasi kepada sejumlah lembaga di daerah dalam rangka program udara bersih Indonesia. Penghargaan juga diberikan kepada pihak yang dinilai berhasil melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kali ini, penghargaan diberikan kepada sejumlah pihak di wilayah Kalimantan. Apresiasi diberikan langsung oleh Dekan Fahutan IPB University, Prof Naresworo Nugroho dan Direktur Regional Forest Fire Management Resource Center-Southeast Asia (RFMRC-SEA), Prof Bambang Hero Saharjo di Hotel Golden Tulip Balikpapan and Suites, Kalimantan Timur beberapa waktu lalu.

Penghargaan udara bersih untuk tingkat provinsi wilayah Kalimantan untuk kelompok Manggala Agni/Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diberikan kepada Rido Eltrico Putro dari Manggala Agni Daops Kalimantan XII/Paser.

Apresiasi juga diberikan kepada Ya’ Suharnoto, ST, MT sebagai Komandan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhutla-Tenaga Pengamanan Hutan Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan (Pamhut UPT KPH) Wilayah Kubu Raya. Juga Rahmat Rahmawan dari Manggala Agni Daops Kalimantan III/Pangkalan Bun.

Untuk kategori petani/perorangan/MPA, penghargaan diberikan kepada Yandi Candra dari Masyarakat Peduli Api Gambut dan Mangrove (Mapagama) dan Rita Dihales, SH. Nama terakhir merupakan Kepala Desa Teluk Bakung, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Adapun kategori regu pemadam karhutla diberikan kepada Brigdalkarhutla PT Mopakha.

Selain memberikan apresiasi kepada sejumlah pihak, Fahutan IPB University dan FIELD Indonesia juga turut melakukan pengendalian karhutla melalui beragam aksi. Seperti memonitoring titik panas (hotspot) dan kejadian karhutla setiap hari di Sumatera dan Kalimantan. Hasil pemantauan lalu diinput ke laman RFMRC-SEA. Hasil pantauan kemudian juga disampaikan melalui paparan dan diskusi serta turun ke lapangan.

Kerja sama turut diimplementasikan dengan memfasilitasi kegiatan pelatihan Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) yang dikoordinasikan langsung oleh FIELD Indonesia pada wilayah yang sering/pernah terjadi karhutla.

Ketua tim pelaksana kegiatan sekaligus tim seleksi, Prof Bambang mengutarakan kriteria dan indikator penerima penghargaan yang dijadikan sebagai dasar penilaian. Kriteria tersebut antara lain sehat jasmani dan rohani, berdedikasi tinggi dan bekerja dengan sepenuh hati.

Selain itu, wilayah kerjanya selama paling tidak dua tahun (2022-2023) tidak terbakar, dibuktikan dengan hasil pantauan satelit dan fakta di lapangan. “Kalaupun wilayahnya terbakar pada 2022, namun tahun 2023 berhasil dikurangi jumlah kebakaran yang terjadi atas upaya yang maksimal,” jelasnya.

Para penerima award juga dinilai atas keaktifannya melaksanakan pelatihan dan sosialisasi kegiatan PLTB, sehingga wilayah kerjanya dapat dijadikan sebagai tempat rujukan dalam upaya pengendalian karhutla. Di samping itu, proses seleksi yang ketat di dukung oleh Senior Behavioural Scientist, Influence at Work (UK) Limited. (*/Rz)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2023/11/lagi-fahutan-ipb-university-beri-penghargaan-program-udara-bersih-dan-pengendalian-karhutla/


10 Nov 2023

FAHUTAN IPB KEMBALI MENYELENGGARAKAN PELATIHAN LIFESKILL TENTANG ‘JUNGLE SURVIVAL’

kultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University menggelar Forestry Training Camp, 29/10.  Kegiatan ini merupakan bagian dari Fahutan Training Series (FTS) 2022. 

Dekan Fahutan IPB University, Dr Naresworo Nugroho mengatakan kegiatan FTS 2022 dalam rangka melatih dan membangun

Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB (FAHUTAN IPB) kembali menyelenggarakan Fahutan Training Series yang merupakan program pelatihan softskill bagi para mahasiswa. Tercatat sejak tahun 2020, FAHUTAN IPB terus konsisten dalam mendukung program-program pengembangan diri dan pelatihan softskill bagi para mahasiswa, melalui Program FTS 2020, FTS 2021, FTS 2022, dan FTS 2023 saat ini. FTS 2023 yang berjudul “Pelatihan Liveskill untuk Survive di Hutan”, diikuti oleh mahasiswa FAHUTAN IPB, baik Angkatan 57, 58, dan 59 dan berasal dari empat Departemen, yaitu Departemen Manajemen Hutan (MNH), Departemen Hasil Hutan (HH), Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE), serta Departemen Silvikultur (SVK).

“Fahutan Training Series 2023: Pelatihan Liveskill untuk Survive di Hutan” kali ini merupakan rangkaian pelatihan softskill yang dirancang untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam menjalankan kegiatan / aktivitas di hutan atau di lapang dengan baik. Pada dasarnya, program ini merupakan rangkain pelatihan lifeskill mahasiswa agar memiliki kemampuan yang adaptif untuk survive dalam melakukan aktivitas di hutan (lapang). Dalam beraktivitas di lapang, tentu seringkali memerlukan kerjasama, koordinasi, dan komunikasi dengan berbagai pihak dalam pengambilan suatu keputusan. Oleh sebab itu, secara teknis pelatihan ini tidak hanya melatih lifeskill mahasiswa saja, tetapi secara langsung dan/atau tidak langsung juga menstimulasi pengembangan softskill (the survival skills for 21 century) para mahasiswa.

Rangkaian program Fahutan Training Series 2023 dilaksanakan mulai 21 Oktober 2023 – 5 November 2023. Dalam rangkaian program ini, mahasiswa akan dilatih berdsarkan beberapa topik yang akan diberikan dari beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya, misalnya mengenai teknik jungle survival, etika beraktivitas di hutan/lapang, pengenalan jenis flora/fauna yang edible untuk survival, teknik meramban, manajemen perjalanan yang ASIK, teknik navigasi darat, teknik pembuatan peta, dan teknik bertahan di hutan. Bahkan, dalam program ini para peserta juga akan melakukan simulasi kemah dan orientasi medan (Mini Ekspedisi) untuk mempraktikan semua teori yang sudah diberikan dalam pelatihan.

Keyword : mahasiswa IPB, fahutan IPB, peduli hutan, survival

24 Oct 2023

Prof Trisna Priadi Ungkap Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Ramah Lingkungan

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati dan memiliki sekitar 4.000 jenis pohon, yang berpotensi untuk digunakan sebagai kayu bangunan. Menurut pakar IPB University, Prof Trisna Priadi kondisi tersebut mesti dijaga kelestarian, pengembangan serta pengelolaannya secara berkelanjutan.

Dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University pada Kamis 19/10 secara daring, Prof Trisna mengulas perlindungan kayu dan bangunan bisa dilakukan dengan rekayasa bahan kayu, rekayasa desain struktur bangunan, maupun manajemen perlindungan bangunan yang terprogram dengan baik. 

“Integrasi perlindungan kayu dan bangunan tersebut sangat penting dalam kesejahteraan hidup manusia dan mendukung pengelolaan sumber daya hutan yang lestari,” ujar Prof Trisna.

Selain itu, Prof Trisna menjelaskan terkait ancaman biodeteriorasi pada rumah dan bangunan. Dikatakannya, kayu merupakan bahan alami yang dapat diperbaharui (renewable), energi pengolahannya rendah, multiguna dan tampilannya estetik. Namun, kayu juga menjadi target serangan organisme perusak.

Menurutnya, tingginya risiko biodeteriorasi kayu pada bangunan di Indonesia juga didukung dengan iklim tropis yang hangat, lembab dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.  “Upaya mengatasi ancaman biodeteriorasi pada rumah dan bangunan, disebut dengan pre construction (sebelum dibangun rumah atau bangunannya) dan post construction (sudah terjadi),” paparnya.

Prof Trisna menambahkan, pada pre construction bisa dilakukan dengan memilih bahan yang awet sehingga akan lebih panjang umur pakainya karena mengandung zat ekstraktif yang bersifat toxic juga meningkatkan bahan agar menjadi tahan dari serangan perusak baik itu jamur maupun rayap.

“Post construction bangunan yang sudah terbangun dan terserang komponennya, bisa dilakukan perawatan kimia (chemical treatment). Misalnya, menginjeksikan bahan kimia yang sudah rusak dan diganti dengan kayu yang awet atau diberi perawatan bahan kimia,” tutur Guru Besar Tetap Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University ini.

Di lain sisi, faktor pendukung biodeteriorasi yaitu kayu tidak awet, iklim tropis (CH,RH,T) tinggi dan kelimpahan organisme perusak yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan kesehatan, kenyamanan serta keamanan pada seseorang.
“Biodeteriorasi oleh rayap dan jamur pelapuk yang mengancam rumah dan bangunan, perlu dicegah dan dikendalikan melalui rekayasa bahan kayu dan manajemen perlindungan bangunan,” katanya. 

Ia mengatakan bahwa penggunaan minyak nabati terutama kemiri dengan pemanasan 14 derajat celcius dapat meningkatkan efektivitas pengawet kayu senyawa boron dalam menahan pencucian, serangan jamur pelapuk dan rayap sehingga mendukung penggunaan kayu dalam fungsi eksterior. (Ns/Lp)

Published Date : 20-Oct-2023

Narasumber : Prof Trisna Priadi

Kata kunci : Guru Besar, Teknologi, Kayu, Ramah lingkungan, Bangunan

Sumber :https://ipb.ac.id/news/index/2023/10/prof-trisna-priadi-ungkap-teknologi-peningkatan-mutu-kayu-ramah-lingkungan/8c61096b397c6e21b17fa46250027f5b