Fakultas Kehutanan dan Lingkungan

0251- 8621677

fahutan@apps.ipb.ac.id

Jalan Ulin, Kampus IPB Dramaga Bogor Jawa Barat 16680
20 Nov 2023

Lagi, Fahutan IPB University Beri Penghargaan Program Udara Bersih dan Pengendalian Karhutla

Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University dan FIELD Indonesia kembali memberikan apresiasi kepada sejumlah lembaga di daerah dalam rangka program udara bersih Indonesia. Penghargaan juga diberikan kepada pihak yang dinilai berhasil melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kali ini, penghargaan diberikan kepada sejumlah pihak di wilayah Kalimantan. Apresiasi diberikan langsung oleh Dekan Fahutan IPB University, Prof Naresworo Nugroho dan Direktur Regional Forest Fire Management Resource Center-Southeast Asia (RFMRC-SEA), Prof Bambang Hero Saharjo di Hotel Golden Tulip Balikpapan and Suites, Kalimantan Timur beberapa waktu lalu.

Penghargaan udara bersih untuk tingkat provinsi wilayah Kalimantan untuk kelompok Manggala Agni/Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diberikan kepada Rido Eltrico Putro dari Manggala Agni Daops Kalimantan XII/Paser.

Apresiasi juga diberikan kepada Ya’ Suharnoto, ST, MT sebagai Komandan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhutla-Tenaga Pengamanan Hutan Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan (Pamhut UPT KPH) Wilayah Kubu Raya. Juga Rahmat Rahmawan dari Manggala Agni Daops Kalimantan III/Pangkalan Bun.

Untuk kategori petani/perorangan/MPA, penghargaan diberikan kepada Yandi Candra dari Masyarakat Peduli Api Gambut dan Mangrove (Mapagama) dan Rita Dihales, SH. Nama terakhir merupakan Kepala Desa Teluk Bakung, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Adapun kategori regu pemadam karhutla diberikan kepada Brigdalkarhutla PT Mopakha.

Selain memberikan apresiasi kepada sejumlah pihak, Fahutan IPB University dan FIELD Indonesia juga turut melakukan pengendalian karhutla melalui beragam aksi. Seperti memonitoring titik panas (hotspot) dan kejadian karhutla setiap hari di Sumatera dan Kalimantan. Hasil pemantauan lalu diinput ke laman RFMRC-SEA. Hasil pantauan kemudian juga disampaikan melalui paparan dan diskusi serta turun ke lapangan.

Kerja sama turut diimplementasikan dengan memfasilitasi kegiatan pelatihan Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) yang dikoordinasikan langsung oleh FIELD Indonesia pada wilayah yang sering/pernah terjadi karhutla.

Ketua tim pelaksana kegiatan sekaligus tim seleksi, Prof Bambang mengutarakan kriteria dan indikator penerima penghargaan yang dijadikan sebagai dasar penilaian. Kriteria tersebut antara lain sehat jasmani dan rohani, berdedikasi tinggi dan bekerja dengan sepenuh hati.

Selain itu, wilayah kerjanya selama paling tidak dua tahun (2022-2023) tidak terbakar, dibuktikan dengan hasil pantauan satelit dan fakta di lapangan. “Kalaupun wilayahnya terbakar pada 2022, namun tahun 2023 berhasil dikurangi jumlah kebakaran yang terjadi atas upaya yang maksimal,” jelasnya.

Para penerima award juga dinilai atas keaktifannya melaksanakan pelatihan dan sosialisasi kegiatan PLTB, sehingga wilayah kerjanya dapat dijadikan sebagai tempat rujukan dalam upaya pengendalian karhutla. Di samping itu, proses seleksi yang ketat di dukung oleh Senior Behavioural Scientist, Influence at Work (UK) Limited. (*/Rz)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2023/11/lagi-fahutan-ipb-university-beri-penghargaan-program-udara-bersih-dan-pengendalian-karhutla/


24 Oct 2023

Prof Trisna Priadi Ungkap Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Ramah Lingkungan

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati dan memiliki sekitar 4.000 jenis pohon, yang berpotensi untuk digunakan sebagai kayu bangunan. Menurut pakar IPB University, Prof Trisna Priadi kondisi tersebut mesti dijaga kelestarian, pengembangan serta pengelolaannya secara berkelanjutan.

Dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University pada Kamis 19/10 secara daring, Prof Trisna mengulas perlindungan kayu dan bangunan bisa dilakukan dengan rekayasa bahan kayu, rekayasa desain struktur bangunan, maupun manajemen perlindungan bangunan yang terprogram dengan baik. 

“Integrasi perlindungan kayu dan bangunan tersebut sangat penting dalam kesejahteraan hidup manusia dan mendukung pengelolaan sumber daya hutan yang lestari,” ujar Prof Trisna.

Selain itu, Prof Trisna menjelaskan terkait ancaman biodeteriorasi pada rumah dan bangunan. Dikatakannya, kayu merupakan bahan alami yang dapat diperbaharui (renewable), energi pengolahannya rendah, multiguna dan tampilannya estetik. Namun, kayu juga menjadi target serangan organisme perusak.

Menurutnya, tingginya risiko biodeteriorasi kayu pada bangunan di Indonesia juga didukung dengan iklim tropis yang hangat, lembab dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.  “Upaya mengatasi ancaman biodeteriorasi pada rumah dan bangunan, disebut dengan pre construction (sebelum dibangun rumah atau bangunannya) dan post construction (sudah terjadi),” paparnya.

Prof Trisna menambahkan, pada pre construction bisa dilakukan dengan memilih bahan yang awet sehingga akan lebih panjang umur pakainya karena mengandung zat ekstraktif yang bersifat toxic juga meningkatkan bahan agar menjadi tahan dari serangan perusak baik itu jamur maupun rayap.

“Post construction bangunan yang sudah terbangun dan terserang komponennya, bisa dilakukan perawatan kimia (chemical treatment). Misalnya, menginjeksikan bahan kimia yang sudah rusak dan diganti dengan kayu yang awet atau diberi perawatan bahan kimia,” tutur Guru Besar Tetap Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University ini.

Di lain sisi, faktor pendukung biodeteriorasi yaitu kayu tidak awet, iklim tropis (CH,RH,T) tinggi dan kelimpahan organisme perusak yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan kesehatan, kenyamanan serta keamanan pada seseorang.
“Biodeteriorasi oleh rayap dan jamur pelapuk yang mengancam rumah dan bangunan, perlu dicegah dan dikendalikan melalui rekayasa bahan kayu dan manajemen perlindungan bangunan,” katanya. 

Ia mengatakan bahwa penggunaan minyak nabati terutama kemiri dengan pemanasan 14 derajat celcius dapat meningkatkan efektivitas pengawet kayu senyawa boron dalam menahan pencucian, serangan jamur pelapuk dan rayap sehingga mendukung penggunaan kayu dalam fungsi eksterior. (Ns/Lp)

Published Date : 20-Oct-2023

Narasumber : Prof Trisna Priadi

Kata kunci : Guru Besar, Teknologi, Kayu, Ramah lingkungan, Bangunan

Sumber :https://ipb.ac.id/news/index/2023/10/prof-trisna-priadi-ungkap-teknologi-peningkatan-mutu-kayu-ramah-lingkungan/8c61096b397c6e21b17fa46250027f5b