Fakultas Kehutanan dan Lingkungan

0251- 8621677

fahutan@apps.ipb.ac.id

Jalan Ulin, Kampus IPB Dramaga Bogor Jawa Barat 16680
03 Apr 2023

Prof Hariadi Kartodihardjo: Integrasi Pengelolaan Hutan Harus Berbasis Empirical Evidence, Baru Kebijakan, Bukan Sebaliknya


Hutan menjadi harapan Indonesia untuk menjaga stabilitas fungsi lingkungan hidup dan pengendali krisis iklim. Lebih dari 120 juta hektar hutan dijadikan sumber stok karbon utama.

Prof Hariadi Kartodihardjo, Guru Besar Kebijakan Kehutanan IPB University menjelaskan, pengelolaan hutan memerlukan integrasi dengan ilmu lintas disiplin. Upaya konservasi dan rehabilitasi hutan tidak akan mampu berjalan bila hanya mengandalkan penanaman pohon saja. Menurutnya, kebijakan terkait integrasi pengelolaan hutan harus melalui bukti empiris atau empirical evidence terlebih dulu.

“Integrasi pengelolaan hutan sangat penting karena tidak cukup hanya aspek tertentu saja yang diperhatikan. Pengelolaan hutan tidak hanya melibatkan kawasan hutan, akan tetapi juga aspek sosial, ekonomi dan politik,” jelas dosen Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University ini.

“Mau tidak mau sebenarnya perspektif yang berbeda-beda itu memerlukan sebuah dapur tertentu untuk memastikan bagaimana porsi racikan itu pas,” katanya dalam diskusi Forest Digest berjudul ‘Integrasi Pengelolaan Hutan dan Lingkungan: Bisakah menjawab tantangan krisis iklim?’ di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, belum lama ini.

Menurut Prof Hariadi, pengelolaan hutan tidak bersifat spesifik karena memiliki multiplier effect. Pengendalian dampak dan sumber dayanya memerlukan kerjasama dari berbagai pihak.

“Pelaksanaannya tidak mudah, karena solusi, mindset dan kondisi pemerintahan kita memiliki peran masing-masing. Padahal kenyataannya di lapangan, kita harus melihat itu secara keseluruhan (komprehensif),” lanjutnya.

Ia menambahkan, setiap wilayah hutan di Indonesia dan keberadaannya di masing-masing wilayah memiliki karakteristik penting dan khusus sehingga tidak dapat digeneralisasikan. Setiap hutan memiliki situasi yang berbeda-beda, sehingga perencanaan pembangunan hutan harus dibangun sesuai kebutuhan di wilayah tersebut.

“Kita harus bisa melihat bukti empiris terlebih dulu, baru disusul dengan penyusunan kebijakannya. Sebaiknya pemerintah perlu melihat karakteristik hutan, aspek sosial budaya, politik yang relevan dengan masing-masing wilayah,” tegasnya.

Ia menjelaskan, terdapat rumus umum dalam konteks integrasi pengelolaan hutan yaitu situation, structure, behavior dan performance (SSBP). Penyusunan kebijakan pengelolaan hutan tersebut didasarkan pada analisis SSBP. Integrasi kebijakan perlu didasarkan terhadap situasi masing-masing kawasan hutan dan bentuk integrasinya akan menyesuaikan dengan kondisi alam yang tidak berubah. (MW/Rz)

Sumber: https://ipb.ac.id/news/index/2023/04/prof-hariadi-kartodihardjo-integrasi-pengelolaan-hutan-harus-berbasis-empirical-evidence-baru-kebijakan-bukan-sebaliknya/d7e3762e3030e8b88f7b60832e47078c

03 Apr 2023

Minat Perempuan Masuk Fakultas Kehutanan Naik

Mahasiswa perempuan di Fakultas Kehutanan terus naik. Memberikan harapan pemulihan hutan di era krisis iklim.


FAKULTAS Kehutanan identik dengan laki-laki. Sejak didirikan pada 1963, sebagai fakultas kelima di IPB University, mahasiswa perempuan menjadi minoritas di Fakultas Kehutanan. “Zaman saya jumlah perempuan hanya 10 persen,” kata Naresworo Nugroho, Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB. 

Naresoworo masuk ke IPB tahun 1983 atau angkatan 20. Di IPB para mahasiswa saling mengidentifikasi dengan nomor angkatan yang dihitung dari tahun IPB berdiri. Saat ini, mahasiswa paling muda adalah angkatan 59 atau tahun masuk 2022.

alam Ngolak atau Ngobrol Asik Menjelang Berbuka edisi perdana pada 31 Maret 2023 dengan tema “Masa Depan Rimbawan di Era Krisis Iklim”, Naresworo bercerita semakin banyak jumlah mahasiswa perempuan di Fakultas Kehutanan IPB. Jika merujuk data base mahasiswa Fakultas Kehutanan 2023 lima tahun terakhir, jumlah perempuan hanya menyusut di tahun 2019 atau angkatan 56.

Dari 329 mahasiswa, perempuan 162 dan laki-laki 167. Selebihnya, jumlah perempuan selalu lebih banyak. Terbanyak tahun 2020 sebanyak 227 dari 400 mahasiswa. “Ini perkembangan menggembirakan,” kata Naresworo.

Tidak hanya karena kesetaraan gender yang semakin meningkat, perempuan yang meminati Fakultas Kehutanan menunjukkan perubahan paradigma di kalangan generasi muda. Apalagi, kata Naresworo, perempuan yang masuk Fakultas Kehutanan umumnya masuk jurusan konservasi.

Ada empat program studi di Fakultas Kehutanan: manajemen hutan, teknologi hasil hutan, konservasi dan ekowisata, serta silvikultur. Menurut Naresworo, konservasi dan silvikultur paling banyak peminatnya dari tahun ke tahun. “Sekitar 60 persen mahasiswanya adalah perempuan,” kata dia.

Minat yang tinggi terhadap konservasi juga sejalan dengan perubahan mata ajaran di Fakultas Kehutanan. Karena itu sejak dua tahun lalu, fakultas ini berubah nama menjadi Fakultas Kehutanan dan Lingkungan. Menurut Naresworo, ilmu lingkungan diserap ke seluruh mata kuliah di empat program studi tadi.

Perubahan nama itu, kata Naresworo, sejalan dengan perkembangan zaman, yakni krisis iklim. Pelbagai mitigasi memerlukan integrasi ilmu kehutanan dan lingkungan. Kini, kata Naresworo, paradigma ilmu kehutanan tak semata memanen kayu, tapi menebalkan ihwal perlindungan dalam konsep kehutanan yang lestari.

Di masa krisis iklim hutan tak lagi dipandang semata kayu, melainkan ekosistem yang di dalamnya terkandung keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan yang tak tepermanai. Fakultas Kehutanan IPB pernah menghitung, jika hutan hanya dilihat kayunya saja, nilainya hanya Rp 400 per meter persegi per tahun. Nilai itu akan berkali-kali lipat jika memasukkan nilai terlihat dan tak terlihat lain seperti udara, air, hasil hutan bukan kayu.

Menurut Naresworo bertambahnya mahasiswa yang meminati ilmu konservasi menjadi kian relevan dengan program pemerintah dalam mitigasi krisis iklim. Ia menyebut program utama sektor kehutanan berupa FOLU net sink atau penyerapan emisi karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

Dalam dokumen nationally determined contribution (NDC) yang diajukan ke PBB, pemerintah menargetkan sektor kehutanan menyerap 17,4% emisi karbon nasional sebesar 2,87 miliar ton setara CO2. Untuk mencapainya, ada banyak program pemulihan hutan agar menyerap lebih banyak emisi gas rumah kaca penyebab krisis iklim. 

Indonesia memiliki kawasan hutan 120,5 juta hektare. Dari jumlah itu sekitar 35 juta hektare tak lagi memiliki tutupan hutan akibat pengelolaan hutan tak lestari dalam periode 1970-2000, di masa ketika lulusan Fakultas Kehutanan didominasi laki-laki.

Karena itu minat mahasiswa perempuan yang naik terhadap konservasi memberikan harapan pemulihan hutan dalam FOLU net sink 2030 bisa tercapai. Sebuah studi Universitas Oregon menyimpulkan pejabat publik dan anggota parlemen yang didominasi perempuan cenderung menghasilkan kebijakan yang ramah lingkungan. 

Saat ini, kata Naresworo, memulihkan hutan juga memberikan nilai ekonomi melalui perdagangan karbon. Penyerapan karbon dari pemulihan hutan bisa dijual kepada mereka yang masih memproduksi emisi gas rumah kaca untuk menghidupkan ekonomi dan pembangunan.

Sumber: https://www.forestdigest.com/detail/2205/fakultas-kehutanan-ipb

28 Mar 2023

30 Alumni IPB Tulis Pengalaman Studi di Luar Negeri


TIMESINDONESIA, MALANG – Memperingati Hari Bhakti Rimbawan dan Hari Hutan Internasional, 30 Alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB menulis kisah perjuangannya menempuh studi di luar negeri.

Para alumni yang tergabung dalam komunitas Rimbawan Menulis (Rimbalis) menuliskan pengalaman studinya di Amerika, Eropa, Timur Tengah maupun Asia dan Afrika dalam sebuah buku bertajuk Foresterium.

“Buku ini merupakan antologi keempat dari tiga buku sebelumnya yaitu Emak Rimbawan, Sang Giri, dan Rimbawan dalam Dasarupa, ” ujar Editor buku Mutia Ramadhani.

Mutia turut menyampaikan bahwa tidak hanya Foresterium, tahun ini akan menyusul 2 antologi berikutnya.

“Tahun 2023, insya Allah Rimbalis bekerja sama dengan IPB Press dan Dandelion Publisher akan mempersiapkan 2 buku antologi berikutnya, ditunggu ya,” ungkap penulis buku Sialang dan Tualang ini.

Buku 413 halaman ini baru dapat dipesan mulai 23 Maret 2023 melalui instagram rimbawan menulis. Pengemasan dengan bahasa yang ringan, membuat cetakan paling tebal dalam sejarah komunitas Rimbalis ini cocok untuk dinikmati segala kalangan.

Wakil Rektor bidang konektivitas global, kerjasama dan alumni IPB University Prof. Iskandar Z. Siregar berharap agar buku ini dapat menjadi sumber inspirasi.

“Semoga Foresterium dapat menjadi sumber inspirasi meraih kesuksesan melalui pendidikan di luar negeri”, ujar Iskandar.

Sementara itu Duta besar Republik Indonesia untuk Austria, Dr. Iur. Damos Dumoli Agusman, SH, MA turut menyampaikan kesan dan dukungannya untuk lahirnya buku-buku sejenis.

“Kisah perjuangan dan motivasi sekolah di luar negeri seperti ini perlu terus diceritakan dari generasi ke generasi,” pungkas Damos.

Salah satu penulis Foresterium, Lukmanul Hakim Zaini yang saat ini tengah mengenyam pendidikan PhD di BOKU University, Austria mengungkapkan pentingnya berbagi pengalaman melalui tulisan.

“Pengalaman hidup yang diceritakan akan menjadi dongeng, namun pengalaman hidup yang dituliskan akan menjadi referensi, kita tidak pernah tau bagian mana yang akan menginspirasi, oleh karena itu penting untuk ditulis”, ungkap ketua PPI Austria 2022 tersebut.

Lebih lanjut Lukman mengungkapkan rasa syukurnya atas inisiatif yang digagas oleh editor sehingga mampu menggerakkan para Rimbawan IPB untuk menulis.

“Rasa syukur yang mendalam kami memiliki Mutia yang mampu mengorkestrasi potensi-potensi yang ada pada para alumni Fahutan IPB sehingga lahir lah karya ini,” tutur dosen IPB University itu.

Hal senada juga disampaikan Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia, Achyar Al Rasyid.

“Salah satu wujud syukur dengan sedekah informasi, cerita dan motivasi, saya yakin buku ini dapat menginspirasi anak bangsa,” tegas Achyar.(*)

Budaya menulis perlu terus ditumbuhkembangkan sehingga mampu menjadi jati diri dan karakter generasi penerus bangsa. Layaknya pohon yang menebarkan benihnya, hari ini Rimbawan IPB, esok giliran anak-anak bangsa lainnya. Dengan demikian, mimpi menjadi bangsa pemenang bukan sekedar angan.

Sumber: https://timesindonesia.co.id/amp/indonesia-positif/449788/30-alumni-ipb-tulis-pengalaman-studi-di-luar-negeri

21 Mar 2023

Wujudkan Hari Bakti Rimbawan, Himpro Tree Grower Community IPB University Lakukan Aksi Penanaman 300 Bibit di Jasinga Silviculture Teaching Industry


Mahasiswa Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University yang tergabung dalam Himpunan Profesi Tree Grower Community (Himpro TGC) melakukan aksi penanaman 300 bibit Balsa (Ochroma grandiflorum Rowlee) untuk memperingati Hari Bakti Rimbawan (HBR). Kegiatan tersebut dilaksanakan pada (12/3) bertempat di Jasinga Silviculture Teaching Industry (JSTI), Bogor. 

“HBR tahun ini diisi dengan kegiatan aksi penanaman sebagai wujud bakti seorang rimbawan  terhadap lingkungan. Kegiatan ini dipilih karena merupakan salah satu wujud nyata bakti rimbawan dalam melestarikan hutan serta sarana memupuk kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hutan kepada mahasiswa,” ujar Talitha selaku penanggungjawab HBR.

Menurutnya, sebagian areal JSTI masih memiliki tutupan tajuk rendah. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah revegetasi pada lahan kosong. Bibit Balsa dipilih karena termasuk jenis yang intoleran, cocok dengan kondisi tutupan lahan yang terbuka.

“Secara ekonomi, balsa memiliki trend yang meningkat saat ini, karena kayunya yang ringan sehingga cocok untuk furniture bahkan untuk pesawat ringan,” ungkap Talitha.

Aksi penanaman 300 bibit diikuti oleh 60 mahasiswa angkatan 57 dan 10 orang mahasiswa angkatan 58, dengan didampingi Dr Erianto Indra Putra selaku Sekretaris Departemen Silvikultur.

Staf Project Division tersebut juga menyinggung terkait bagaimana pengaplikasian ilmu silvikultur dan keterampilan ketika di lapang. “Selain itu, penanaman juga bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah dan untuk meningkatkan keterampilan dalam hal penanaman,” ujar Talitha.

Meskipun kegiatan dapat berjalan dengan lancar, namun masih terdapat kendala yang dihadapi selama persiapan kegiatan. Talitha menyampaikan kendala yang dihadapi yakni terkait pemilihan jenis tanaman yang cocok pada lahan lokasi penanaman. 

“Persiapan awal yang cukup sulit adalah menentukan jenis tanaman untuk ditanam di lokasi, karena kita harus mencocokan antara tanaman dengan kondisi site penanaman, selebihnya aman tanpa kendala berarti,”ujar Talitha.

Sebagai informasi, Hari Bakti Rimbawan diperingati setiap tanggal 16 Maret sebagai awal berdirinya Kementerian Kehutanan Indonesia pada tahun 1983. Kegiatan aksi penanaman ini diprakarsai oleh Project Division Himpro TGC IPB University. (*/Rz)

Published Date : 16-Mar-2023

Narasumber : Talitha

Kata kunci : Himpro TGC IPB, Hari Bakti Rimbawan, Jasinga Silviculture Teaching Industry, bibit Balsa

SDG : SDG 4 – PENDIDIKAN BERMUTU, SDG 13 – PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM, SDG 15 – MENJAGA EKOSISTEM DARAT

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2023/03/wujudkan-hari-bakti-rimbawan-himpro-tree-grower-community-ipb-university-lakukan-aksi-penanaman-300-bibit-di-jasinga-silviculture-teaching-industry/f640baf87ec2ac9edc05449fe3d8acaf

16 Mar 2023

Dua Pemenang Mahasiswa Berprestasi IPB Terbaik 2023 Tingkat Sarjana dan Diploma Resmi Dikukuhkan, Mengundang Tangis Bahagia


Apresiasi besar IPB University diberikan kepada mahasiswa berprestasi yang telah menorehkan karya terbaiknya. Penyerahan apresiasi diberikan melalui Penganugerahan Mahasiswa Berprestasi (Mapres) IPB 2023 di Grha Widya Wisuda (12/3). Semangat juara dalam haru biru dirasakan oleh para pemenang yang dianugerahi piala Mapres IPB 2023.

Dari ke-16 mapres dari tingkat sarjana dan diploma, terpilih Terbaik ke-1 tingkat diploma yakni Volika Sinci Sari. Adapun Terbaik ke-1 tingkat sarjana diperoleh Azzahra Putri S. Juara umum tingkat sarjana dan diploma dipilih melalui serangkaian seleksi oleh dewan juri secara objektif dan transparan.

Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Prof drh Deni Noviana secara resmi mengukuhkan dan menyematkan pin kepada para mahasiswa berprestasi IPB 2023. “Saya titip pesan bahwa kalian adalah yang terbaik di tingkat fakultas dan sekolah. Mudah-mudahan sebentar lagi menjadi yang terbaik di tingkat nasional,” pesannya.

Direktur Kemahasiswaan IPB University, Dr Ujang Suwarna mengatakan, IPB University telah secara rutin mempersiapkan secara intensif program pembinaan mapres dari tingkat departemen hingga sekolah. Dari berbagai rangkaian program, terpilih 16 mawapres di tingkat IPB University.

“Ke-16 mahasiswa berprestasi ini sudah mengalami proses pembinaan di tingkat IPB University selama dua bulan hingga tahap seleksi untuk kemampuan bahasa Inggris, capaian unggulan dan psikotes,” ujarnya. 

Selain pembinaan dan seleksi, IPB University membekali para finalis melalui program bootcamp, wawancara serta presentasi gagasan kreatif dan produk inovatif. Tugas selanjutnya yang akan diemban adalah mewakili IPB University sebagai mahasiswa terbaik di tingkat nasional.

“Menurut kami, semuanya sudah memberikan yang terbaik, yang terpilih akan dibina lebih lanjut agar dapat masuk ke seleksi tingkat Provinsi Jawa Barat dan nasional dari kelompok sarjana dan kelompok diploma sehingga bisa mewakili IPB University menjadi yang terbaik,” terang Dr Ujang.

Ia menambahkan, IPB University memiliki sejarah panjang selama sepuluh tahun terakhir tidak pernah lepas dari tiga besar juara mapres di tingkat nasional. Prestasi ini tidak terlepas dari program Outstanding Student College (Outsco) atau Sekolah Mapres selama sembilan bulan. Mapres IPB University dipupuk dan dibina menjadi mahasiswa terbaik. Program ini telah diinisasi IPB University sejak tahun 2019 dan kini memasuki batch ke-4. 

Sejumlah 16 mapres yang terpilih antara lain Adelia Miranda (Fakultas Pertanian), Entity Nur Layla (Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis), Alik Ramadani (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan), Alfiandri (Fakultas Peternakan), Azzahra Putri Santi (Fakultas Kehutanan dan Lingkungan), Brayen Ariel dan Nurwahid Dimas Saputro (Fakultas Teknologi Pertanian), Muhammad Ficky Haris Ardiansyah (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Dydan Muhammad Al Basith (Fakultas Ekonomi Manajemen), Annisa Lestari (Fakultas Ekologi Manusia), Sofiani Anamy dan Andi Mahatir (Sekolah Bisnis). Sementara dari Sekolah Vokasi yakni Amira Ferial, Siti Patimah Zahro Maulani, Volika Sinci Sari dan Rahma Audrey Zamil. (MW/Rz)

Published Date : 13-Mar-2023

Narasumber : Prof drh Deni Noviana, Dr Ujang Suwarna

Kata kunci : Mahasiswa berprestasi IPB University, Pemilihan Mahasiswa Berprestasi IPB 2023, Prestasi IPB

SDG : SDG 4 – PENDIDIKAN BERMUTU

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2023/03/dua-pemenang-mahasiswa-berprestasi-ipb-terbaik-2023-tingkat-sarjana-dan-diploma-resmi-dikukuhkan-mengundang-tangis-bahagia/05187db0a7ed9333bbc5e4caae7b8e36

13 Mar 2023

[Mahasiswa Berprestasi IPB University 2023]



[Mahasiswa Berprestasi IPB University 2023]

Rangkaian Pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat IPB sudah diselenggarakan sepenuhnya. Finalis Mawapres IPB 2023 telah berjuang di berbagai seleksi dari capaian unggulan diri, presentasi gagasan, wawancara, evaluasi kemampuan, bahasa Inggris, dan lainnya.

Seluruh komponen yang ditetapkan sebagai faktor penilaian menjadi pertimbangan juri yang mewakili seluruh Fakultas/Sekolah di IPB University untuk menetapkan finalis terbaik dan yang akan maju ke babak selanjutnya.

Selamat Azzahra Putri S, Mahasiswa Berprestasi Terbaik 1 tingkat IPB University 2023 dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan. Ini ialah langkah awal untuk memulai petualangan besar, semangat berproses menjadi pemenang!

08 Mar 2023

Prof Ulfah Juniarti Siregar Jelaskan Metode Pemuliaan Sengon Unggul Tahan Hama Boktor



Kayu sengon di Indonesia merupakan salah satu komoditas ekspor penting yang juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri kayu nasional. Kayu ini rata-rata ditanam oleh rakyat di hutan tanaman rakyat.  Tahun 2019, penanaman sengon telah mencapai luasan 315 ribu hektar di pulau Jawa. Jumlah ini mencapai sembilan persen dari luasan seluruh jenis kayu lain.

Prof Ulfah Juniarti Siregar, Dosen Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University menguraikan bahwa masih terdapat masalah dalam hutan tanaman sengon. Utamanya serangan hama boktor dan penyakit karat tumor. Hama dan penyakit ini langsung menyerang kayunya sehingga dapat menurunkan produktivitas secara signifikan.

“Sampai saat ini, berbagai metode pengendalian telah dicoba, namun belum ada metode yang efektif dan efisien, karena wilayah tanamannya sangat luas,” jelasnya dalam Friday Scientific Sharing Seminar ke-15 – Pusat Riset Rekayasa Genetika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), (03/03).

Menurutnya, intensitas serangan pada hutan monokultur dapat mencapai lebih dari 50 persen. Sedangkan pada hutan campuran mencapai 12 persen. Bila tidak dikendalikan, kerugiannya bisa mencapai 70 persen.  “Maka dari itu, salah satu upaya mencegah kerugian lebih lanjut adalah dengan menanam sengon unggul tahan hama dan penyakit,” lanjutnya.

Ia telah melakukan penelitian multigenik dan multi transkrip untuk menggali pohon sengon yang resisten terhadap hama boktor dan penyakit karat tumor. Hal ini dilatarbelakangi oleh keragaman genetik sengon yang cukup tinggi di pulau Jawa.  “Harapannya dapat melakukan seleksi genetik terhadap sengon unggul melalui upaya pemuliaan,” imbuhnya.

Ia menambahkan, penelitian ini dilakukan dengan meneliti aktivitas enzim tripsin dan alfa amilase pada larva boktor. Ditemukan bahwa terdapat beberapa pohon yang resisten karena mengandung inhibitor enzim tersebut. Aktivitas inhibitor pada pohon sehat lebih besar daripada pohon yang rentan.  

“Temuan ini mengindikasikan adanya gen-gen penyandi sifat resistensi untuk melawan hama dan penyakit sehingga dilakukan uji keturunan sengon di tempat endemiknya,” katanya.  Ia menjelaskan, sifat resistensi sengon dikendalikan oleh faktor genetik dan diturunkan ke keturunan berikutnya. Pohon induk resisten akan menghasilkan keturunan lebih resisten dibandingkan pohon yang rentan.
“Selanjutnya, dilakukan klastering terhadap asesi yang resisten terhadap hama boktor dan penyakit karat tumor berdasarkan penanda molekuler mikrosatelit. Namun masih banyak asesi yang tidak dapat dipisahkan sehingga perlu pendekatan baru untuk dapat membedakan tanaman yang resisten dan rentan dalam upaya pemuliaan,” ujar Guru Besar IPB University ini.

Pendekatan lanjutan dilakukan dengan identifikasi gen resisten dengan menggunakan PCR dan kloning. Analisa transkriptomik lebih lanjut juga dilakukan untuk mengetahui gen rentan dan resisten. Hasilnya, pohon yang resisten memiliki ekspresi gen-gen terkait resistensi hama dan penyakit.

“Pengembangan penanda SNP (single nucleotide polymorphism) dari gen-gen terkait resistensi menunjukkan penanda dapat dipakai untuk mempercepat pemuliaan sengon resisten berbasis genome wide selection,” ungkapnya. (MW)

Published Date : 08-Mar-2023

Resource Person : Prof Ulfah Juniarti Siregar

Keyword : Guru Besar IPB University, dosen IPB University, sengon unggul tahan hama boktor dan kara tumor, diseminasi hasil penelitian Dosen IPB University

Sumber: https://ipb.ac.id/news/index/2023/03/prof-ulfah-juniarti-siregar-jelaskan-metode-pemuliaan-sengon-unggul-tahan-hama-boktor/52ab6e259436b86c0015093510134246

08 Mar 2023

FINALIS MAWAPRES IPB UNIVERSITY 2023

✨FINALIS MAWAPRES IPB UNIVERSITY 2023✨

Inilah Azzahra Putri S, salah satu sosok luar biasa yang menjadi bagian dalam Finalis Mahasiswa Berprestasi, IPB University tahun 2023. Ia merupakan mahasiswi Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University. Karya dan prestasi yang dicapainya menjadikan Azzahra pribadi yang ingin selalu berproses menjadi lebih baik dan melahirkan banyak manfaat di berbagai aspek kehidupan.
Terus semangat tebar dampak baik lewat prestasi dan legasi

“Go Further Than Your Ever Dreamed”

Sumber: https://www.instagram.com/p/CpekI3qvirJ/