Fakultas Kehutanan dan Lingkungan

0251- 8621677

fahutan@apps.ipb.ac.id

Jalan Ulin, Kampus IPB Dramaga Bogor Jawa Barat 16680
07 Nov 2022

Mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Hadirkan Pakar dari Jepang dan Jerman Bahas Agroforestri

Himpunan Mahasiswa Manajemen Hutan, Forest Management Students’ Club (FMSC) Fakultas Kehutanan dan Lingkungan hadirkan pakar dari Jepang dan Jerman dalam seminar internasional International Environomic and Social Talk (IEST), (31/10). Kegiatan dengan tema Agroforestry: Hopes for the Future of forestry and Sustainable Forest Development ini dilakukan dalam rangka mendiskusikan harapan agroforestri untuk mewujudkan hutan lestari.

Dalam sambutannya, Dr Leti Sundawati mewakili Ketua Departemen Manajemen Hutan berharap agar acara ini dapat memberikan insight kepada mahasiswa dan partisipan yang hadir sehingga muncul ide-ide cemerlang yang dapat mewujudkan hutan lestari.

Dr. Keito Mineo, peneliti ilmiah dari Institute for Chemical Research, Kyoto University, Jepang memaparkan materi berjudul “Lesson from Japanese Forestry: Condition, Policy, and Opportunities”. Ia memberikan banyak gambaran terkait konsep perkembangan perhutanan modern yang ada di Jepang, salah satunya adalah “Yakitaha forestry”.

Berdasarkan perkembangan kehutanan di Jepang, ia menjelaskan bahwa keberhasilan agroforestri dapat memberdayakan masyarakat setempat, membentuk keberlanjutan sosial, ekosistem, dan individu.  “Keberhasilan agroforestri dapat terwujud bila berbagai jasa ekosistem secara bersama-sama dapat diwujudkan dan berhasil melakukan pengelolaan kolaboratif yang intensif,” ujarnya.

Megan King selaku Executive Director of Fairventure Worldwide, Jerman mengangkat materi dengan tema “Agroforestry for Carbon Stock and Climate Change Mitigation”. Megan pernah melakukan “100 Million Trees Program” di Kalimantan, Indonesia.

Dengan keberhasilannya sebagai pimpinan di non-profit project implementation, Fairventures Worldwide, ia memberikan saran untuk kaum muda yang akan melakukan mitigasi iklim untuk menjauh dari komputer. Menurutnya, dunia membutuhkan orang-orang yang tahu bagaimana merencanakan, memelihara dan memanen dalam skala besar.
“Jadilah menantang. Jika kita tidak memahami suatu program atau kebijakan, tanyakan. Jangan menganggap kita salah atau bodoh. Dorong, tantang, tanyakan, dan selidiki,” tegasnya.

Selain kedua narasumber di atas, mahasiswa Manajemen Hutan IPB University juga berkesempatan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan tim ekspedisi IEST 2022 di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW). Ekspedisi dilakukan dengan tema “Model for Improving the Welfare of Communities Around Forest Areas with Specific Goals”.  Hasil penelitian ekspedisi menyimpulkan bahwa di mata masyarakat, keberadaan HPGW banyak memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, yang terdiri dari aspek sosial, pendidikan, dan ekologi. (**/Zul)

Published Date : 04-Nov-2022

Resource Person : Dr. Keito Mineo, Dr Leti Sundawati

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/11/mahasiswa-fakultas-kehutanan-dan-lingkungan-ipb-university-hadirkan-pakar-dari-jepang-dan-jerman-bahas-agroforestri/756f44c6615e6f99eae6e32a4947d68e

02 Nov 2022

Mahasiswa IPB University Belajar Survival dalam Forestry Training Camp


kultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University menggelar Forestry Training Camp, 29/10.  Kegiatan ini merupakan bagian dari Fahutan Training Series (FTS) 2022. 

Dekan Fahutan IPB University, Dr Naresworo Nugroho mengatakan kegiatan FTS 2022 dalam rangka melatih dan membangun softskill bagi para mahasiswanya. “Kami menyadari bahwa di masa-masa yang akan datang, manusia akan sangat memerlukan kemampuan hardskill, softskill, dan life skill yang komprehensif. Ketiganya tentu akan dibutuhkan bagi para mahasiswa sebagai generasi pewaris di masa mendatang, sehingga mampu menjadi generasi yang adaptif dan “agile learner,” katanya.

Ia melanjutkan, kegiatan Forestry Training Camp merupakan rangkaian pelatihan bagi para mahasiswa Fahutan IPB University. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa dibekali kemampuan bertahan hidup (survive) di lapang seperti hutan, khususnya tatkala melaksanakan kegiatan di lapang. 

Selain menekankan pada aspek jungle survival, katanya, para mahasiswa juga distimulasi dan diberikan ruang dalam mengembangkan berbagai softskill pada dirinya. Beberapa diantanya yaitu critical thinking and problem solving, collaboration, agility and adaptability, initiative and entrepreneurialism, effective oral and written communication, accessing and analysing information, dan curiosity and imagination.

Kegiatan FTS 2022 dilaksanakan pada 29 Oktober – 13 November di kampus Fahutan IPB, Dramaga Bogor. Kegiatan tersebut dirancang dengan alokasi waktu 90 jam pelajaran atau setara dengan 2 satuan kredit semester (SKS). Adapun beberapa topik yang diberikan dalam rangkaian pelatihan ini, yaitu hutan sebagai ekosistem, pengenalan Jenis Tumbuhan Hutan yang Edible untuk Jungle Survival, manajemen Perjalanan Rimbawan yang ASIK (meliputi: teknik dasar pemetaan dalam kehutanan dan lingkungan, manajemen perjalanan, perencanaan perjalanan, serta teknik packing untuk perjalanan), dan Teknik dasar navigasi darat. Tidak hanya itu, para mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk praktik mini riset di Taman Hutan Kampus IPB Dramaga sambil melakukan kemah di hari Sabtu-Minggu. (*)

Published Date : 31-Oct-2022

Resource Person : Dr Naresworo Nugroho

Keyword : mahasiswa IPB, fahutan IPB, peduli hutan, survival

31 Oct 2022

IPB University dan Kedubes Perancis Adakan Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Universitas Jambi


Akhir Juni lalu, IPB University mengikat kerjasama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Perancis di Jakarta di bawah Koordinasi Mr Jean Michel Dumaz, The Civil Protection Regional Expert yang bermarkas di Kedubes Perancis di Singapura. Judul Kerjasama tersebut adalah Rain Forest and Peatland Fires Center of Excellent.

Dalam rangka merealisasikan teknologi pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Perancis supaya dapat diterapkan di Indonesia, IPB University dan Kedubes Perancis melaksanakan pelatihan di Jambi, 25-26/10. Pelatihan terlaksana atas kerjasama dengan Program Magister Ilmu Lingkungan, Pascasarjana Universitas Jambi.

“Pelatihan diikuti mahasiswa Universitas Jambi, Manggala Agni, masyarakat Peduli Api dan lain-lain. Para instruktur pelatihan didatangkan langsung dari Perancis sebanyak dua orang yang mempunyai pengalaman dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan selama puluhan tahun. Mereka adalah Commander Sylvain Giannini dan Lieutenant Jean Antoine Demedardi,” sebut Prof Bambang Hero Saharjo, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Kerjasama.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Dekan Pascasarjana Universitas Jambi, Prof H Haryadi; Sekretaris Tim Pelaksana Kerjasama IPB University dengan Kedubes Perancis, Dr Ati D Nurhayati; Koordinator Wilayah MA Provinsi Jambi; Dr Asmadi Saad dan perwakilan dinas terkait.

“Terima kasih kepada IPB University dan pembicara dari Perancis yang sudah mau berbagi pengalamannya dan pengetahuan tentang pengendalian kebakaran hutan dan lahan dengan mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan Universitas Jambi,” ungkap Prof H Haryadi.

Tak hanya teori, peserta juga berkesempatan melakukan praktik pengendalian kebakaran hutan dan lahan di wilayah Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di Desa Pandan Sejahtera, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Dalam pelaksanaannya, peserta mendapatkan pengawasan dan bantuan ahli dari Perancis dan IPB University.

Prof Bambang Hero berujar, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi peserta dikarenakan Provinsi Jambi rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan. Ia mengungkap, para peserta sangat mengharapkan ada kerjasama lanjutan setelah kegiatan ini.

Terkait kerjasama IPB University dengan Kedubes Perancis, Prof Bambang menjelaskan, cakupan kerjasama ini meliputi education and training, skills, and expertise development; knowledge management; kearning tools and systems; fires data collection and lessons learned dan scientist cooperation.

Adapun bentuk kerjasama dilakukan melalui sharing of knowledge, expertise and best practices; higher education and research partnerships; provision of experts, instructors and specialists for training and technical assistance.

“Selain itu, pelaksanaan kerjasama juga dilakukan melalui exchange of experts or trainees in the framework of study visits or training activities; participation in meetings, conferences or seminars; Implementation of digital tool for learning and education; supply of equipment for field trainings and experiments,” tambahnya.

Diungkapkan Prof Bambang, kerjasama akan berlangung selama lima tahun ke depan. Pelaksana kerjasama ini adalah Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University. Sementara implementasi pelaksanaannya dipimpin oleh Prof Bambang Hero Saharjo yang juga merupakan Direktur Eksekutif Regional Fire Management Resource Center-Southeast Asia. (*/Rz)

Published Date : 27-Oct-2022

Resource Person : Prof Bambang Hero Saharjo

Keyword : Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kerjasama IPB dan Kedubes Perancis, Universitas Jambi

SDG : SDG 4 – QUALITY EDUCATION, SDG 15 – LIFE ON LAND, SDG 17 PARTNERSHIPS FOR THE GOALS

31 Oct 2022

Dua Ahli dari Perancis Berikan Kuliah Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kepada 100 Mahasiswa Fahutan IPB University


Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University menyambut kedatangan dua orang ahli kebakaran hutan dan lahan dari Perancis yaitu Commander Sylvain Giannini dan Lieutenant Jean Antoine Demedardi, belum lama ini. Kunjungan keduanya untuk memberikan kuliah tentang pengendalian kebakaran hutan dan lahan kepada mahasiswa Fahutan IPB University.

Prof Bambang Hero Saharjo, Guru Besar Fahutan IPB University menjelaskan, kegiatan ini merupakan realisasi kerjasama antara IPB University dengan Kedutaan Besar Perancis di Jakarta. Judul kerjasama ini adalah Rain Forest and Peatland Fires Center of Excellent.

“Akhir Juni lalu, IPB University mengikat kerjasama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Perancis di Jakarta di bawah Koordinasi Mr Jean Michel Dumaz, The Civil Protection Regional Expert yang bermarkas di Kedubes Perancis di Singapura,” ungkap Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Kerjasama ini.

Lebih lanjut Direktur Eksekutif Regional Fire Management Resource Center-Southeast Asia ini mengurai, ruang lingkup kerjasama ini meliputi Education and training, skills, and expertise development; Knowledge management; Learning tools and systems; Fires data collection and Lessons learned; dan Scientist cooperation. 

“Sementara, bentuk kerjasamanya meliputi Sharing of knowledge, expertise and best practices; Higher education and research partnerships; Provision of experts, instructors and specialists for training and technical assistance,” tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, pelaksanaan kerjasama juga dilakukan melalui Exchange of experts or trainees in the framework of study visits or training activities; Participation in meetings, conferences or seminars; Implementation of digital tool for learning and education; Supply of equipment for field trainings and experiments.

Kuliah ini menjadi kesempatan penting bagi mahasiswa IPB University, terutama mereka yang mengambil Mata Kuliah (MK) Kebakaran Hutan dan Lahan untuk menyerap ilmu dan teknologi yang dimiliki Perancis. Yakni dalam hal pengendalian kebakaran hutan dan lahan, khususnya kegiatan pemadaman dan kebakaran ekstrim.

Terdapat sekitar 100 orang mahasiswa mengikuti kuliah ini, di samping beberapa Staf Pengajar Divisi Perlindungan Hutan (Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan), Departemen Silvikultur, Fahutan IPB University.

Prof Bambang Hero Saharjo sebagai Koordinator MK Kebakaran Hutan dan Lahan  menyebutkan, kerjasama akan berlangung selama lima tahun ke depan. Pelaksana kerjasama ini adalah Dekan Fahutan IPB University yang dalam implementasi pelaksanaannya dipimpin oleh Prof Bambang Hero Saharjo.

Dekan Fahutan IPB University, Dr Naresworo Nugroho menyambut baik kedatangan kedua ahli tersebut. Ia turut mendukung penuh kegiatan mereka selama di Indonesia. Setelah itu, pertemuan dilanjutkan dengan diskusi yang membahas upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh Indonesia dan Perancis di Fire Center. (*/Rz)

Published Date : 25-Oct-2022

Narasumber : Prof Bambang Hero Saharjo, Dr Naresworo Nugroho

Kata kunci : Fahutan IPB, Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Prof Bambang Hero Saharjo

SDG : SDG 4 – PENDIDIKAN BERMUTU, SDG 15 – MENJAGA EKOSISTEM DARAT, SDG 17 – KEMITRAAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/10/dua-ahli-dari-perancis-berikan-kuliah-pengendalian-kebakaran-hutan-dan-lahan-kepada-100-mahasiswa-fahutan-ipb-university/64e2ba230ea2174375737f993684383e

31 Oct 2022

Tingkatkan Rasa Peduli Masyarakat Terhadap ODGJ, Tim PKM-PM IPB University Adakan Pentas Karya Penyintas Gangguan Jiwa

Tingkatkan rasa peduli masyarakat terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), mahasiswa IPB University melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) gelar pentas karya. Berpusat di Yayasan Bina Tauhid Darul Miftahudin, Desa Hambaro, Nanggung, Kabupaten Bogor, sebanyak 15 Penyintas Gangguan Jiwa (PGJ) menunjukkan bakatnya di acara pentas karya ini.
 
“Berawal dari keresahan kami melihat ODGJ, kami merasa iba dan berempati. Mereka sebagai manusia, selalu disisihkan dan dipandang sebelah mata. Padahal mereka memiliki hak yang sama seperti kita,” ungkap Ketua Tim PKM-PM IPB University, Rifa.
 
Menurutnya, kegiatan ini difokuskan untuk mendorong rasa empati masyarakat, keluarga dan instansi terkait melalui penampilan para PGJ di atas panggung. Harapannya agar masyarakat lebih memperhatikan para PGJ dan merangkul, mengarahkan serta memperlakukan mereka layaknya manusia pada umumnya.
 
“Program ini juga untuk mengasah kepercayaan diri penyintas dan mengasah kesadaran masyarakat umum bagaimana memanusiakan manusia,” jelas Rifa.
 
Lebih jauh Dosen Pembimbing Tim PKM-PM, Dr Adisti Permata Sari menjelaskan, banyak dari ODGJ yang telah sehat, tidak diterima ketika kembali ke masyarakat akibat kurangnya kepercayaan dan dukungan dari keluarga.
 
“Kami di sini tentunya tidak bisa bekerja secara sendiri, memerlukan bantuan semua stakeholder yang ada. Oleh karena itu kami di sini sebagai fasilitator mitra dan masyarakat sekitar,” jelasnya.
 
Di tempat yang sama, pendiri Yayasan Bina Tauhid Darul Miftahudin, Ropiudin Sukarta Dirdja mengapresiasi program mahasiswa IPB University tersebut. Selain bermanfaat bagi para penyintas, program ini juga menjadi penyambung antara yayasan dengan pemerintah maupun swasta.
 
“Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh kami, namun juga masyarakat petani di desa ini. Mereka membagikan bibit pohon buah dan kayu, mudah-mudahan dari perguruan tinggi lain juga terpanggil untuk membantu masyarakat desa ini,” harapnya. (**/Zul)

Published Date : 03-Oct-2022

Narasumber : Rifa

Kata kunci : IPB University, ODGJ, mahasiswa, PKM

SDG : SDG 3 – KESEHATAN YANG BAIK DAN KESEJAHTERAAN, SDG 4 – PENDIDIKAN BERMUTU, SDG 10 – MENGURANGI KETIMPANGAN

Sumber:https://ipb.ac.id/news/index/2022/10/tingkatkan-rasa-peduli-masyarakat-terhadap-odgj-tim-pkm-pm-ipb-university-adakan-pentas-karya-penyintas-gangguan-jiwa/d9cc9fdea0f5296edf54952c2684da2e

31 Oct 2022

Berantas Stigma Buruk ODGJ di Masyarakat, Mahasiswa IPB University Adakan Program Tunas Diri (Tuna Laras Mandiri)

Lima mahasiswa IPB University yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM) menggagas program pemberdayaan untuk para penyintas gangguan jiwa (PGJ) di Yayasan Darul Miftahudin Bogor. Yakni program Tunas Diri. 

Menurut Rifatul Millah, Ketua Tim PKM-PM, Tunas Diri merupakan program pemberdayaan untuk meningkatkan kemandirian dan keterampilan para penyintas gangguan jiwa. Kegiatan-kegiatan dalam program ini menggunakan filosofi nama pertanian, yaitu TUNAS.

“Program Tunas Diri ini terdiri dari lima kegiatan. Yaitu pertama sow the seeds with love, ibarat tanaman yang mulai disemaikan begitupula kami mulai menyemaikan cinta untuk para PGJ. Kedua, water the seeds. Ibarat benih yang mulai disirami, kami memberikan edukasi terkait hidup mandiri dan sehat,” ujarnya. 

Ketiga, lanjutnya, fertilize the seeds, ibarat benih yang perlu pemupukan untuk berkecambah maka kami memberikan bekal keterampilan berkebun untuk para PGJ. Keempat, seeds sprout, ibarat benih yang sudah berkecambah kami mulai membekalinya dengan keterampilan berdagang. Terakhir harden off and grow stronger, ibarat tanaman yang sudah tumbuh, memerlukan proses aklimatisasi dan penguatan batang agar tumbuh kokoh. 

“Harapannya, dengan kegiatan-kegiatan tersebut para PGJ dapat hidup mandiri tidak bergantung kepada orang lain setelah keluar dari yayasan,” jelasnya.

Menurutnya, selain bertujuan untuk memberikan bekal kemandirian dan keterampilan, program ini juga mengajak masyarakat agar lebih peduli dan tidak mengucilkan para PGJ. 

“Para PGJ ini sama seperti kita, mereka manusia yang harus diperlakukan layaknya manusia. Mereka hanya butuh kasih sayang dan arahan dari kita,” tegas Rifa, Ketua Tim PKM-PM.

Di bawah bimbingan Dr Adisti PP Hartoyo, Rifa dan tim berharap program Tunas Diri dapat bermanfaat untuk para PGJ (khususnya) dan juga mitra untuk keberlanjutan program setelah tim PKM-PM Tunas menyelesaikan programnya.  Program ini mendapat dukungan penuh dari pihak yayasan. 

“Saya serahkan para PGJ yang berjumlah 15 orang ini kepada adik-adik mahasiswa untuk dibina sebaik-baiknya agar suatu hari nanti mereka dapat hidup secara mandiri,” ujar H Ropiuddin, Pimpinan Yayasan. (**/Zul)

Published Date : 03-Oct-2022

Narasumber : Rifatul Millah

Kata kunci : IPB University, ODGJ, mahasiswa, PKM

SDG : SDG 3 – KESEHATAN YANG BAIK DAN KESEJAHTERAAN, SDG 4 – PENDIDIKAN BERMUTU, SDG 10 – MENGURANGI KETIMPANGAN

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/10/berantas-stigma-buruk-odgj-di-masyarakat-mahasiswa-ipb-university-adakan-program-tunas-diri-tuna-laras-mandiri/f6d5be390cd01e4c6510f6839a283352

10 Oct 2022

Tanaman Ini Cocok Dampingi Vetiver (Akar Wangi) dalam Cegah Longsor

Terjadinya bencana longsor di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor di awal tahun 2020 memunculkan wacana untuk penanaman vetiver atau akar wangi di daerah rawan bencana longsor untuk mitigasi bencana. Namun, menurut dosen IPB University dari Fakultas Kehutanan, Dr Irdika Mansur, penanaman vetiver perlu dilakukan dengan teknik agroforestri. Yaitu sistem penggunaan lahan (usahatani) yang mengkombinasikan pepohonan dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan keuntungan, baik secara ekonomis maupun lingkungan.

Menurut Direktur Seameo Biotrop ini, pemilihan jenis tanaman dan teknik budidaya yang tepat dapat mengurangi risiko terjadinya erosi, longsor, dan banjir. Ada beberapa tanaman atsiri yang bisa ditanam secara agroforestri dan dikombinasikan dengan akar wangi yaitu kayu putih, kenanga, pala dan sereh wangi. Kombinasi ini dapat mengurangi erosi secara signifikan sehingga dapat mencegah bahaya banjir dan longsor.

Daun kayu putih dapat dipanen empat tahun setelah tanam kemudian disuling untuk menghasilkan minyak kayu putih. Pohon kenanga mulai berbunga dua sampai empat tahun setelah tanam. Bunga dipanen untuk disuling menghasilkan minyak kenanga (bahan parfum yang mahal).  Pohon pala sangat dikenal masyarakat Bogor. Bijinya dapat dijual langsung atau diambil minyaknya, daging buahnya untuk minuman atau manisan. Pohon pala perlu waktu lima tahun untuk mulai berbuah.

“Sereh wangi dipanen daunnya mulai enam bulan setelah tanam, panen selanjutnya tiga bulan sekali. Daun sereh wangi disuling untuk menghasilkan minyak sereh wangi, sedangkan daun limbah penyulingannya dapat digunakan untuk media produksi jamur pangan, seperti jamur tiram dan jamur merang. Limbah daun sereh wangi juga dapat dijadikan pakan ternak.  Sereh wangi tidak memiliki perakaran yang dalam, oleh karena itu untuk penguatan lereng perlu ditanam jalur vertiver (akar wangi) sejajar kontur. Rumput vertiver rimbun dan berakar dalam. Sereh wangi ditanam diantara jalur-jalur vertiver tersebut.  Di jalur vertiver juga bisa ditanam kaliandra, kayunya dipanen untuk menyuling tanaman atsiri, daunnya untuk pakan ternak dan bunga kaliandra untuk mendukung budidaya lebah madu,” terangnya.

Tanaman-tanaman ini tidak memerlukan pengolahan tanah yang intensif. Sedangkan harga minyak-minyak atsiri yang dihasilkan sangat mahal dan merupakan komoditas ekspor. Oleh karena itu, penanaman tanaman-tanaman atsiri dapat mengembangkan daerah pasca bencana banjir dan longsor menjadi tujuan wisata aromatik atau wisata atsiri.

“Wisatawan dapat berswafoto, panen daun atau bunga, menyuling minyaknya atau meramu parfum dari beberapa minyak atsiri alami tersebut. Budidaya tanaman atsiri dengan pola agroforestri akan membuat alam lebih tenang karena pada musim hujan, air hujan meresap ke tanah secara alami dan di musim kemarau sumur-sumur dan sungai tetap berair. Budidaya tanaman atsiri juga memberi pendapatan yang tinggi kepada petani. Alam tenang, petani pun senang,” ujarnya. (zul)

Published Date : 08-Jan-2020

Narasumber : Dr Irdika Mansur, MForS

Kata kunci : Vetiver, Akar Wangi, Cegah Longsor, Dosen IPB

SDG : SDG 13 – PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM, SDG 15 – MENJAGA EKOSISTEM DARAT

Sumber: https://ipb.ac.id/news/index/2020/01/this-plant-is-suitable-accompanying-vetiver-fragrant-roots-in-preventing-landslides/81111771db2962bc2c5d42cf160e1b14

10 Oct 2022

Orasi Ilmiah Guru Besar IPB | Sabtu, 22 Oktober 2022

Sidang Terbuka Institut Pertanian Bogor dengan acara khusus Orasi Ilmiah Guru Besar pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022 menghadirkan tiga guru besar dengan masing-masing judul orasi yang akan disampaikan sebagai berikut:

Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
“Kontribusi Konservasi Terumbu Karang Bagi Pengembangan Ekowisata Bahari Sebagai Penghela Ekonomi Pesisir”

Prof. Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, M.Si.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
“Serangga Hutan: Maslahat, Ancaman dan Strategi Pengelolaannya di Masa Depan”

Prof. Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
“Pemanfaatan dan Pengembangan Sumber Pangan Lokal Sebagai Ingredien Fungsional”

Dengan demikian, kami persilakan kepada Bapak/Ibu yang berminat atau berkenan menghadiri Orasi Ilmiah Guru Besar tersebut untuk dapat melakukan pengisian Form Pendaftaran Peserta terlebih dahulu dengan data yang sebenar-benarnya.

Salam hormat.

06 Oct 2022

THE WINNER OF YOUTH CLIMATE PITCH!

1 Oktober 2022 Naura Hasna Fahatani dinyatakan sebagai salah satu pemenang Youth Climate Pitch yang diselenggarakan oleh European Union in Indonesia dan Green Welfare Indonesia. Sebagai salah satu rangkaian EU Climate Diplomacy Week 2022, Youth Climate Pitch merupakan kompetisi pertukeran ide mengenai topik yang penting bagi Uni Eropa dan Indonesiadalam Langkah green transition, dengan tema “Imagining 2050; Action For Climate; Nature & Biodiversity; Sustainable Communities”, kompetisi ini mengajak anak muda untuk menghasilkan ide kreatif mengenai energi bersih, alam & keanekaragaman hayati, dan produksi yang berkelanjutan untuk Indonesia yang ramah iklim pada tahun 2050. Gagasan yang saya tulis mengambil tema mengenai alam dan keanekaragaman hayati dengan judul “U Forest: Perencanaan Hutan Kota sebagai Solusi mengatasi Krisis Iklim”. U-Forest merupakan aplikasi yang saya rancang bagai masyarakat, Dinas Pertamanan dan Hutan Kora, serta Lembaga Non-Pemerintahuntuk bersinergi dalam perencanaan hutan kota demi mengurangi efek perubahan iklim Indonesia pada masa mendatang.