Fakultas Kehutanan dan Lingkungan

0251- 8621677

fahutan@apps.ipb.ac.id

Jalan Ulin, Kampus IPB Dramaga Bogor Jawa Barat 16680
07 Apr 2022

Penandatanganan Kerjasama DHH dengan MAPEKI dan IFPF

Senin, 21 Maret 2022, Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Dr Naresworo Nugroho didampingi Ketua Departemen Hasil Hutan Dr. Deded Sarip Nawawi bersama dengan Ketua Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI), Dr. Tomy Listyanto dan  Ketua Perkumpulan Forum Promosi Industri Furnitur dan Craft Indonesia (IFPF), Bapak Erie Sasmito hadir dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan TriDarma di Sekretariat MAPEKI, Yogyakarta. Kerjasama ini bertujuan untuk mengembangkan kerjasama baik dibidang pendidikan dengan para peneliti kayu di Indonesia yang diwakili oleh MAPEKI serta kerjasama pelaksanaan Tridharma dengan industri. Kerjasama ini diharapkan dapat mendorong pelaksanaan MBKM bagi mahasiswa untuk praktik langsung di industri maupun bagi para dosen dalam hal kerjasama pendidikan dan penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya bagi industri kayu di Indonesia.

https://dthh.ipb.ac.id/penandatanganan-kerjasama-dhh-dengan-mapeki-dan-ifpf/

04 Apr 2022

Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Kirim Mahasiswa Ikuti Online Study Tour di Department of Forest Science, Utsunomiya University, Jepang

Dalam rangka meningkatkan kegiatan pertukaran mahasiswa antar negara, serta menjalin kerjasama di bidang kehutanan dan lingkungan hidup, Department of Forest Science, Utsunomiya University selenggarakan Online Study Tour selama dua hari (8 – 9 Maret 2022). Kegiatan yang diikuti oleh lima universitas dari 5 negara ini bertujuan untuk berbagi pengalaman kondisi pengelolaan sumber daya hutan di setiap negara dan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh setiap delegasi mahasiswa di universitasnya masing-masing.

Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB mengirimkan 10 delegasi mahasiswa yang didampingi oleh Prof. Dr. Imam Wahyudi, MS. Delegasi mahasiswa ini mewakili Departemen Manajemen Hutan, Departemen Hasil Hutan, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Departemen Silvikultur, serta IFSA LC-IPB. Online Study Tour juga dihadiri oleh delegasi dari Faculty of Forestry at Kasetsart University Thailand; Department of Forest Resources at Kyungpook National University in Sonju, South Korea; Faculty of Resources Science and Technology Universiti Malaysia, Sarawak Malaysia; dan School of Agriculture Utsunomiya University.

Kegiatan Online Study Tour diawali dengan speech oleh masing-masing dosen pendamping dan ketua tim delegasi mahasiswa. Delegasi mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University diwakili oleh Gintan Fatimah selaku ketua delegasi. Selama rangkaian Online Study Tour berlangsung mahasiswa memperoleh berbagai insight seperti, bagaimana kondisi hutan dan kehutanan di Prefektur Tochigi; pengelolaan Taman Nasional di Nikko dan Ashio, pengelolaan hutan oleh pihak swasta; pengetahuan tentang restorasi tambang, manajemen bencana tanah longsor, bangunan kayu tradisional, produksi jamur dan arang; serta informasi terkait riset kolaborasi tentang kualitas kayu.

Pada kegiatan ini, setiap delegasi mahasiswa juga berkesempatan melakukan presentasi untuk memperkenalkan universitasnya dan bagaimana kegiatan pembelajaran dilakukan. “Kegiatan Online Study Tour ini memberikan banyak pengetahuan mengenai kehutanan dan pendidikan kehutanan dari berbagai negara, serta sebagai ajang berbagi pengalaman untuk meningkatkan persahabatan sebagai sesama rimbawan” ujar salah satu delegasi mahasiswa dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University saat sesi penutupan dan refleksi kesan pesan.

Keyword: Mahasiswa, Kehutanan dan Lingkungan, IPB University, Online Study Tour

SDGs: SDG 4 – QUALITY EDUCATION , SDG 15 – LIFE ON LAND , SDG 17 – PARTNERSHIP FOR THE GOALS

04 Apr 2022

Kemitraan Strategis antara Fakultas Kehutanan dan Lingkungan dan PT. Bio Inti Agrindo

Kemitraan Strategis Penandatanganan Memorandum Of Understanding antara Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB dan PT Bio Inti Agrindo .

Bogor 30 Maret 2022, PT Bio Inti Agrindo dan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor sepakat mengadakan kerjasama bidang pendidikan, penelitian, pemberdayaan masyarakat pada bidang konservasi sumberdaya alam dan lingkungan pada areal Perkebunan Kelapa Sawit .

Kerjasama ini dalam jangka waktu 3 tahun sejak naskan tersebur ditandatangani kedua belah pihak.

31 Mar 2022

Orasi Ilmiah Guru Besar Prof. Dr. Ir. Lailan Syaufina, M.Sc.

Selamat atas terlaksananya Orasi Ilmiah Guru Besar Institut Pertanian Bogor Prof . Dr. Ir. Lailan Syaufina, M.Sc.

Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University Era Baru Pengendalian Kebakaran Lahan Gambut di Indonesia : Inovasi Tekno-Sosio Mitigasi Karhutla oleh Prof. Dr. Ir. Lailan Syaufian, M.Sc. Sebagian besar orasi ini diperoleh dari hasil penelitian tim dan mahasiswa bimbingan yang dilakukan sejak tahun 2002 . Tema Orasi ini disampaikan sebagai bentuk pemikiran dalam bidang ilmu kehutanan khususnya pendekatan – pendekatan teknologi dan sosial dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) gambut di Indonesia.

22 Mar 2022

Seminar Nasional Hasil PENGEMBARA 2021 Rimpala Fahutan IPB

Seminar nasional PENGEMBARA 2021 (Minggu, 13 Maret 2022) diselenggarakan Rimpala Fahutan IPB sebagai media diskusi nasional mengenai keanekaragaman hayati. Seminar online ini sekaligus menjadi ajang publikasi hasil penelitian Rimpala mengenai karakteristik habitat dan preferensi sarang tarsius makassar (Tarsius fuscus Fischer 1804) pada Juni-Juli 2021 lalu. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Anggota Rimpala atau PENGEMBARA rutin dilaksanakan setiap dua tahun sekali dengan mengangkat berbagai topik penelitian di bidang kehutanan dan lingkungan. Kegiatan ini merupakan bentuk peran aktif Rimpala dalam bidang kepecintaalaman dan kehutanan sebagai kelompok mahasiswa pecinta alam di bawah naungan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB.

Dr. Ir. Nareswoeo Nugroho selaku Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB sekaligus Pembina Rimpala memberikan sambutan di awal acara. Selanjutnya, acara inti diisi oleh tiga pembicara luarbiasa yaitu Dr. Abdul Rosyid, M.Si, dosen dan peneliti tarsius, Chaeril, S.Hut, MP, seorang PEH muda Taman Nasional Bantimurung Bulusarung serta Desi Amelia, perwakilan tim lapang PENGEMBARA 2021 yang memaparkan hasil penelitian. Selain itu, turut hadir Dr. Ir. Abdul Haris Mustari, M.Sc selaku dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB sebagai penanggap. Peserta webinar berasal dari berbagai daerah di Indonesia, baik itu dari kalangan pecinta alam, pemerhati lingkungan/satwa, mahasiswa kehutanan maupun mahasiswa umum, hingga para dosen dari berbagai universitas.

Tarsius merupakan primata terkecil di dunia yang memiliki berbagai keunikan. “Satwa ini hidup liar di hutan, aktif di malam hari dan berperan sebagai pengendali serangga, santapan favoritnya. Terhitung ada 12 spesies dari total 14 spesies tarsius di dunia yang dapat kita temukan di Sulawesi” jelas Dr. Abdul Rosyid, M.S selaku pembicara pertama. Hal tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman hayati pulau Celebes yang dilewati Garis Wallacea. Beberapa peserta mengungkapkan rasa terima kasih atas wawasan yang dibagikan oleh sang peneliti tarsius Taman Nasional Lore Lindu tersebut. “Saat ini orang mulai tahu, dan ada mereka yang ingin memelihara tarsius karena mungil dan lucu, begitu kan?” ungkap Dosen Universitas Tadulako tersebut, menerangkan ancaman kelangsungan hidup tarsius. Webinar ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang urgensi kelestarian satwa liar.

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) merupakan rumah bagi salah satu spesies tarsius yaitu Tarsius fuscus Fischer 1804. Pembicara kedua, Chaeril, S.Hut, MP menceritakan berbagai upaya konservasi yang telah dilakukan oleh TN Babul. “Monitoring dilakukan secara rutin di delapan site monitoring Tarsius fuscus. Selain itu, terdapat sanctuary (penangkaran eks-situ) tarsius di Patunnuang.” beliau melaporkan. Lebih lanjut beliau juga mengungkapkan bahwa TN Babul secara terbuka menerima apabila ada yang berminat meneliti tarsius maupun habitatnya. “Kami akan sangat terbantu dengan hasil penelitian untuk perumusan strategi konservasi yang lebih baik lagi untuk Balao Cengke atau tarsius, begitu panggilan masyarakat lokal Sulawesi” ungkap sang ahli tarsius TN Babul. Webinar ini juga membuka informasi peluang bagi para akademisi yang ingin berperan aktif melalui kegiatan penelitian.

Desa Samaenre dan Bentenge, Resort Mallawa, TN Babul, Sulawesi Selatan menjadi lokasi penelitian mengenai karakteristik habitat dan preferensi sarang tarsius makassar (Tarsius fuscus Fischer 1804). Tim lapang melakukan pengambilan data yang tidak mudah, menjelajah hutan rimbun dengan cuaca tak menentu. Enam orang anggota tim mencari rumah-rumah tarsius beserta sang satwa, ditemani oleh Pak Pado, pendamping lapang utusan TN Babul. “Hasil penelitian menunjukkan tarsius memilih bersarang di celah batu maupun pohon yang cukup jauh dari jalan dan/atau pemukiman guna menghindari gangguan manusia”, Desi Amelia dengan bangga memaparkan hasil temuan tim PENGEMBARA 2021. Primata yang hanya sebesar telapak tangan manusia ini bersarang pada celah batu atau pohon untuk melindungi diri dari predatornya.

Antusiasme peserta yang begitu tinggi terlihat dari kolom chat yang dibanjiri pertanyaan. Rahmia Nugraha, S.Hut, M.Sc selaku moderator dengan apik memandu sesi diskusi dan tanya jawab sehingga webinar tetap berjalan kondusif. Dr. Ir. Abdul Haris M, M.Sc selaku penganggap turut melengkapi pengetahuan seluruh partisipan webinar. “Menjaga kelangsungan hidup satwa (tarsius) merupakan tanggung jawab seluruh manusia, bukan lembaga konservasi saja. Alam sudah menyediakan tempat hidup dan makanan yang melimpah bagi tarsius. Hal utama yang harus kita usahakan adalah menjaga tempat hidupnya itu tetap lestari.” terang ahli manajemen ekologi satwa liar IPB tersebut. Rimpala selaku penyelenggara kegiatan berharap ilmu dari seminar nasional ini dapat diresapi dan diamalkan oleh seluruh partisipan webinar.

(Ranti Gasela)

08 Mar 2022

Wujudkan Pribadi Berintegritas dan Kreatif, BEM FAHUTAN IPB Gelar Leadership Training

BEM Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University menggelar Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM), yaitu sebuah pelatihan untuk mengembangkan softskill mahasiswa dalam meningkatkan efektivitas organisasi (05/03). Pelatihan yang terdiri dari dua bagian ini mengusung tema “Boost Revolutionary Character, Beyond the Limits Through Creativity and Integrity”.

Pelatihan pertama yang menghadirkan pembicara dari alumni Fahutan IPB yaitu Erik Syamsul Rizal, S.Hut, MM fokus pada pengembangan karakter kepemimpinan untuk mewujudkan organisasi yang berlandaskan kepada integritas dan kreativitas. Selain diikuti oleh lebih dari 70 peserta dari Fahutan IPB University, kegiatan ini dibuka oleh Dr. Ir. Naresworo Nugroho, MS (Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University) dan dihadiri oleh Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda M.Si (Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan), serta Komisi Kemahasiswaan Fakultas dan Departemen.

Melalui LKMM #1 mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi critical thinking, complex problem solving, creativity & innovation, collaboration, dan leadership sehingga mampu menjawab tantangan zaman. Selain itu, mahasiswa juga diberikan pemahaman mengenai bagaimana memecahkan suatu masalah di sebuah organisasi.

“Mahasiswa, baik secara organisasi maupun individu, harus memiliki dan mengembangkan karakter kepemimpinan (critical thinking and problem solving, creativity, communication, collaboration, dan confidence) yang kuat agar bisa menjadi the future leader yang kompeten,” ujar Dekan Fahutan IPB.

Pada kesempatan ini Erik Syamsul Rizal (Abi Erik) membawakan topik tentang “Generasi Mulia Indonesia” yang salah satu poinnya adalah skill yang dibutuhkan agar mampu menjadi pemimpin yang berpengaruh. Menurutnya, dalam membangun generasi mulia dibutuhkan softskill seperti kreativitas, integritas, dan berorientasi pada solusi.

“Orang yang memiliki kejujuran dan integritas adalah orang yang merdeka, karena tidak ada satu orang pun yang dapat mempengaruhi dirinya” ujarnya.

Pada pelatihan ini juga dilakukan focus group discucssion (FGD) yang terbagi ke dalam 8 kelompok, dimana setiap kelompok diberikan permasalahan yang biasa terjadi di sebuah organisasi. Solusi dari kelompok satu dan delapan terhadap permasalahan “banyaknya anggota yang kurang aktif” yaitu perlu menggali informasi terlebih dahulu dan mengetahui permasalahannya. Solusi dari kelompok dua dan tujuh terhadap permasalahan “masih adanya gap di organisasi,” yaitu perlu menguatkan internalisasi antar anggota.  Sementara itu, solusi dari kelompok tiga dan enam terhadap permasalahan “belum terbangunnya SDM yang berkompeten,” yaitu kenali terlebih dahulu potensi, minat, dan bakat dari setiap orang. Terakhir solusi dari kelompok empat dan lima terhadap permasalahan “kurangnya antusiasme peserta di masa pandemi,” yaitu membuat suatu metode komunikasi yang lebih menarik.

Narasumber:  Erik Syamsul Rizal, S.Hut, MM

Keyword:  Mahasiswa, Kehutanan dan Lingkungan, IPB University

SDGs: SDG 4 – QUALITY EDUCATION, SDG 17 – PARTNERSHIP TO ACHIEVE THE GOAL

04 Mar 2022

Pelepasan Rusa di Taman Konservasi IPB University

Bogor, 24 Februari 2022 | Sebanyak 5 Ekor Rusa ditempatkan di Taman Konservasi IPB University, Pelepasan Rusa secara perdana ini dilakukan oleh Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi, Ketua Agriantia IPB University  Retno Widayawati, SP., Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB Dr. Ir. Naresworo Nugroho, MS dan Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB Dr. Ir. Nyoto Santoso, MS.

01 Mar 2022

Guru Besar IPB University Ungkap Penurunan Luas Lahan Hutan Selama 20 Tahun

Hutan adalah kunci untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Namun dalam prakteknya pengelolaannya tidak lepas dari berbagai permasalahan, termasuk sektor kehutanan di Indonesia. Keberadaan Sumber Daya Hutan (SDH) di Indonesia mencakup wilayah yang sangat luas. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan tuntutan pembangunan, luas hutan semakin berkurang.

Dalam Konferensi Pers Orasi Pra Ilmiah Guru Besar, Prof Muhammad Buce Saleh, Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Hidup IPB University mengungkapkan penurunan tutupan hutan Indonesia selama 1990-2020.

Di Pulau Sumatera terjadi penurunan sebesar 18 persen, Pulau Jawa sebesar 9 persen, Pulau Kalimantan sebesar 20 persen, Pulau Sulawesi sebesar 14 persen, Pulau Maluku sebesar 10 persen, Pulau Bali Nusa sebesar 17 persen dan Pulau Papua sebesar 7 persen. “jelasnya. 

Ditambahkannya, skenario perencanaan pemanfaatan SDH Indonesia dalam perspektif waktu 2005-2025, diperkirakan akan mengalami penurunan luas tutupan hutan sebesar 20 persen pada tahun 2025. Tren ini diperkuat oleh data penurunan tutupan hutan untuk tahun-tahun mendatang. periode 1990-2020 sekitar 19 persen. Berdasarkan uraian tersebut, keadaan SDH Indonesia dalam 20 tahun ke depan (2005-2025) akan berada dalam tiga skenario.

“Yaitu, Skenario Pesimis, Skenario Sedang dan Skenario Optimis. Skenario pesimis dimana kondisi kawasan hutan akan berkurang 20 persen dan konflik masih akan berlanjut. Skenario Sedang dengan syarat luas hutan akan berkurang 20 persen, namun konflik dapat diselesaikan. Jadi, luas tutupan hutan kemungkinan lebih besar dari luas hutan,” jelasnya.

Sedangkan Skenario Optimis, lanjutnya, dimana kondisi kawasan hutan dapat dipertahankan dan konflik dapat diselesaikan. Skenario optimis merupakan kondisi yang sangat ideal. Hal ini dimungkinkan jika kita mencegah pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi tidak lagi bergantung pada SDH.

“Hasil analisis seluruh skenario SDH Indonesia ke depan dan semua alternatif arah pemanfaatannya menunjukkan bahwa skenario yang paling memungkinkan adalah Skenario Sedang. Arahan pemanfaatan SDH diprioritaskan untuk usaha kecil, baik di hutan alam maupun hutan tanaman. Sedangkan bisnis skala besar yang sudah ada didorong untuk memiliki kinerja yang baik,” ujarnya.

Menurutnya, skenario dan arahan pemanfaatan SDH Indonesia di atas hanyalah gambaran kecil dari pelaksanaan penataan ruang. Dalam dekade mendatang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan semakin pesat. Tantangannya adalah kemampuan pemanfaatan iptek dalam penataan ruang SDH agar lebih transparan, partisipatif, dan kolaboratif.

“Namun, penerapan teknologi saja belum mampu menyelesaikan masalah pengelolaan SDH. Pengetahuan atau bidang ilmu lain seperti ilmu sosial, ekonomi dan politik sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Menurutnya, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi penginderaan jauh (remote sensing), Sistem Informasi Geografis (SIG) dan teori pengambilan keputusan akan sangat dibutuhkan. sangat mendukung perencanaan tata ruang SDH.

“Perkembangan penelitian dalam inventarisasi hutan berbasis penginderaan jauh sudah banyak yang dicapai. Mulai dari perbaikan teknik klasifikasi, degradasi dan deforestasi hutan, pendugaan parameter tegakan, pendugaan kandungan karbon dan biomassa hutan, pendugaan produktivitas hutan dan pertumbuhan hutan, serta studi segmentasi berdasarkan objeknya,” jelasnya.

Ia menyampaikan, kegiatan monitoring SDH juga sangat terbantu dengan perkembangan teknologi Geographic Information System (GIS). Melalui teknologi ini, basis data spasial dapat dibangun secara akurat berdasarkan peta dan data inventaris deret waktu. Hal ini memungkinkan untuk memantau perubahan lanskap setiap saat. Sementara itu, keberadaan SDH yang terukur, termasuk hubungannya dengan lingkungan sekitar, memerlukan perangkat perencanaan dan evaluasi yang komprehensif/komprehensif). “Maka dibutuhkan teori pengambilan keputusan dalam merumuskan keputusan yang lebih konsisten dan objektif,” ujarnya. (Zul)

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/02/professor-of-ipb-university-reveals-the-decline-in-forest-land-area-for-20-years/01ad64bf73f4a3ea664573135485ad7a

10 Feb 2022

Dosen DHH meraih Top 100 Ilmuan Indonesia di Bidang Pertanian dan Kehutanan 2022

Selamat dan Sukses atas prestasi dosen pengajar Departemen Hasil Hutan sebagai Indonesia Top 100 Agriculture and Forestry Scientists 2022 berdasarkan adscientificindex.com

1. Prof. Fauzi Febrianto (Peringkat 23)

2. Prof Yusuf Sudo Hadi (Peringkat 33)

3. Dr. Dede Hermawan (Peringkat 71)

4. Prof. Dodi Nandika (Peringkat 76)

5. Prof Imam Wahyudi (Peringkat 83)

Sumber : https://dthh.ipb.ac.id/9970-2/