Fakultas Kehutanan dan Lingkungan

0251- 8621677

fahutan@apps.ipb.ac.id

Jalan Ulin, Kampus IPB Dramaga Bogor Jawa Barat 16680
10 Oct 2022

Tanaman Ini Cocok Dampingi Vetiver (Akar Wangi) dalam Cegah Longsor

Terjadinya bencana longsor di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor di awal tahun 2020 memunculkan wacana untuk penanaman vetiver atau akar wangi di daerah rawan bencana longsor untuk mitigasi bencana. Namun, menurut dosen IPB University dari Fakultas Kehutanan, Dr Irdika Mansur, penanaman vetiver perlu dilakukan dengan teknik agroforestri. Yaitu sistem penggunaan lahan (usahatani) yang mengkombinasikan pepohonan dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan keuntungan, baik secara ekonomis maupun lingkungan.

Menurut Direktur Seameo Biotrop ini, pemilihan jenis tanaman dan teknik budidaya yang tepat dapat mengurangi risiko terjadinya erosi, longsor, dan banjir. Ada beberapa tanaman atsiri yang bisa ditanam secara agroforestri dan dikombinasikan dengan akar wangi yaitu kayu putih, kenanga, pala dan sereh wangi. Kombinasi ini dapat mengurangi erosi secara signifikan sehingga dapat mencegah bahaya banjir dan longsor.

Daun kayu putih dapat dipanen empat tahun setelah tanam kemudian disuling untuk menghasilkan minyak kayu putih. Pohon kenanga mulai berbunga dua sampai empat tahun setelah tanam. Bunga dipanen untuk disuling menghasilkan minyak kenanga (bahan parfum yang mahal).  Pohon pala sangat dikenal masyarakat Bogor. Bijinya dapat dijual langsung atau diambil minyaknya, daging buahnya untuk minuman atau manisan. Pohon pala perlu waktu lima tahun untuk mulai berbuah.

“Sereh wangi dipanen daunnya mulai enam bulan setelah tanam, panen selanjutnya tiga bulan sekali. Daun sereh wangi disuling untuk menghasilkan minyak sereh wangi, sedangkan daun limbah penyulingannya dapat digunakan untuk media produksi jamur pangan, seperti jamur tiram dan jamur merang. Limbah daun sereh wangi juga dapat dijadikan pakan ternak.  Sereh wangi tidak memiliki perakaran yang dalam, oleh karena itu untuk penguatan lereng perlu ditanam jalur vertiver (akar wangi) sejajar kontur. Rumput vertiver rimbun dan berakar dalam. Sereh wangi ditanam diantara jalur-jalur vertiver tersebut.  Di jalur vertiver juga bisa ditanam kaliandra, kayunya dipanen untuk menyuling tanaman atsiri, daunnya untuk pakan ternak dan bunga kaliandra untuk mendukung budidaya lebah madu,” terangnya.

Tanaman-tanaman ini tidak memerlukan pengolahan tanah yang intensif. Sedangkan harga minyak-minyak atsiri yang dihasilkan sangat mahal dan merupakan komoditas ekspor. Oleh karena itu, penanaman tanaman-tanaman atsiri dapat mengembangkan daerah pasca bencana banjir dan longsor menjadi tujuan wisata aromatik atau wisata atsiri.

“Wisatawan dapat berswafoto, panen daun atau bunga, menyuling minyaknya atau meramu parfum dari beberapa minyak atsiri alami tersebut. Budidaya tanaman atsiri dengan pola agroforestri akan membuat alam lebih tenang karena pada musim hujan, air hujan meresap ke tanah secara alami dan di musim kemarau sumur-sumur dan sungai tetap berair. Budidaya tanaman atsiri juga memberi pendapatan yang tinggi kepada petani. Alam tenang, petani pun senang,” ujarnya. (zul)

Published Date : 08-Jan-2020

Narasumber : Dr Irdika Mansur, MForS

Kata kunci : Vetiver, Akar Wangi, Cegah Longsor, Dosen IPB

SDG : SDG 13 – PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM, SDG 15 – MENJAGA EKOSISTEM DARAT

Sumber: https://ipb.ac.id/news/index/2020/01/this-plant-is-suitable-accompanying-vetiver-fragrant-roots-in-preventing-landslides/81111771db2962bc2c5d42cf160e1b14

10 Oct 2022

Orasi Ilmiah Guru Besar IPB | Sabtu, 22 Oktober 2022

Sidang Terbuka Institut Pertanian Bogor dengan acara khusus Orasi Ilmiah Guru Besar pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022 menghadirkan tiga guru besar dengan masing-masing judul orasi yang akan disampaikan sebagai berikut:

Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
“Kontribusi Konservasi Terumbu Karang Bagi Pengembangan Ekowisata Bahari Sebagai Penghela Ekonomi Pesisir”

Prof. Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, M.Si.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
“Serangga Hutan: Maslahat, Ancaman dan Strategi Pengelolaannya di Masa Depan”

Prof. Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
“Pemanfaatan dan Pengembangan Sumber Pangan Lokal Sebagai Ingredien Fungsional”

Dengan demikian, kami persilakan kepada Bapak/Ibu yang berminat atau berkenan menghadiri Orasi Ilmiah Guru Besar tersebut untuk dapat melakukan pengisian Form Pendaftaran Peserta terlebih dahulu dengan data yang sebenar-benarnya.

Salam hormat.

10 Oct 2022

Orasi Ilmiah Guru Besar IPB | Sabtu, 22 Oktober 2022

Sidang Terbuka Institut Pertanian Bogor dengan acara khusus Orasi Ilmiah Guru Besar pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022 menghadirkan tiga guru besar dengan masing-masing judul orasi yang akan disampaikan sebagai berikut:

Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
“Kontribusi Konservasi Terumbu Karang Bagi Pengembangan Ekowisata Bahari Sebagai Penghela Ekonomi Pesisir”

Prof. Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, M.Si.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
“Serangga Hutan: Maslahat, Ancaman dan Strategi Pengelolaannya di Masa Depan”

Prof. Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
“Pemanfaatan dan Pengembangan Sumber Pangan Lokal Sebagai Ingredien Fungsional”

Dengan demikian, kami persilakan kepada Bapak/Ibu yang berminat atau berkenan menghadiri Orasi Ilmiah Guru Besar tersebut untuk dapat melakukan pengisian Form Pendaftaran Peserta terlebih dahulu dengan data yang sebenar-benarnya.

Salam hormat.

06 Oct 2022

THE WINNER OF YOUTH CLIMATE PITCH!

1 Oktober 2022 Naura Hasna Fahatani dinyatakan sebagai salah satu pemenang Youth Climate Pitch yang diselenggarakan oleh European Union in Indonesia dan Green Welfare Indonesia. Sebagai salah satu rangkaian EU Climate Diplomacy Week 2022, Youth Climate Pitch merupakan kompetisi pertukeran ide mengenai topik yang penting bagi Uni Eropa dan Indonesiadalam Langkah green transition, dengan tema “Imagining 2050; Action For Climate; Nature & Biodiversity; Sustainable Communities”, kompetisi ini mengajak anak muda untuk menghasilkan ide kreatif mengenai energi bersih, alam & keanekaragaman hayati, dan produksi yang berkelanjutan untuk Indonesia yang ramah iklim pada tahun 2050. Gagasan yang saya tulis mengambil tema mengenai alam dan keanekaragaman hayati dengan judul “U Forest: Perencanaan Hutan Kota sebagai Solusi mengatasi Krisis Iklim”. U-Forest merupakan aplikasi yang saya rancang bagai masyarakat, Dinas Pertamanan dan Hutan Kora, serta Lembaga Non-Pemerintahuntuk bersinergi dalam perencanaan hutan kota demi mengurangi efek perubahan iklim Indonesia pada masa mendatang.

19 Sep 2022

Orasi Ilmiah Guru Besar 17 September 2022

Sidang Terbuka Institut Pertanian Bogor dengan acara khusus Orasi Ilmiah Guru Besar pada hari Sabtu, 17 September 2022 menghadirkan tiga guru besar dengan masing-masing judul orasi yang akan disampaikan sebagai berikut:

Prof. Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS PERTANIAN
“Bioprospeksi Mikrob untuk Perlindungan Tanaman dan Pertanian Adaptif Menuju Kemandirian Bangsa”

Prof. Dr. Ir. Jarwadi Budi Hernowo, M.Sc.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
“Konservasi Burung bagi Kehidupan Manusia” 

Prof. Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
“Fortifikasi Pangan untuk Pencegahan Kelaparan Tersembunyi dan Peningkatan Kualitas SDM Indonesia”

16 Sep 2022

Orasi Ilmiah Guru Besar 17 September 2022

Sidang Terbuka Institut Pertanian Bogor dengan acara khusus Orasi Ilmiah Guru Besar pada hari Sabtu, 17 September 2022 menghadirkan tiga guru besar dengan masing-masing judul orasi yang akan disampaikan sebagai berikut:

Prof. Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS PERTANIAN
“Bioprospeksi Mikrob untuk Perlindungan Tanaman dan Pertanian Adaptif Menuju Kemandirian Bangsa”

Prof. Dr. Ir. Jarwadi Budi Hernowo, M.Sc.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
“Konservasi Burung bagi Kehidupan Manusia” 

Prof. Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si.
GURU BESAR TETAP FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
“Fortifikasi Pangan untuk Pencegahan Kelaparan Tersembunyi dan Peningkatan Kualitas SDM Indonesia”

15 Sep 2022

Mahasiswa IPB Buat Program MILESTONE, Cegah Kelahiran Bayi Stunting

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat IPB University yang diketuai Hasna Sri Aprilianti memaparkan, kondisi balita kurang gizi di Indonesia masih sangat mengkhawatirkan, bahkan 1 dari 4 balita di Indonesia mengalami stunting.

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor (2012), Desa Ciaruteun Udik, Kecamatang Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi salah satu kantung besarnya prevalensi anak stunting.

Kemudian permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu rendahnya pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu hamil dalam pemenuhan gizi sehingga asupan gizi selama masa kehamilan menjadi kurang baik, ibu-ibu hamil yang cenderung memiliki pola makan yang malnutrisi, serta program yang ada desa tersebut hanya berupa sosialisasi terkait stunting serta pemberian biskuit hamil bagi ibu hamil dan biskuit MPASI untuk balita.

“Oleh karena itu, Milestone hadir sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. pelatihan kreativitas baru berupa budidaya ikan dalam ember dan budidaya microgreens serta olahan makanan bergizi berupa bubur lele, lele bumbu kuning dan olahan pangan lainnya,” kata ketua tim, Hasna.

Pelatihan ini merupakan solusi tepat guna untuk memenuhi keterampilan ibu-ibu kader dan ibu-ibu hamil karena mudah dalam implementasinya dan dapat menjadi peluang usaha bagi pihak mitra.

Alasan kenapa budikdamber lele dan microgreens dipilih karena kandungan pada ikan lele diyakini dapat membantu tumbuh kembang janin termasuk stunting. Lele juga mengandung 40 persen asupan vitamin B12 yang diperlukan tubuh. Selain itu nutrisi dalam microgreens diklaim mencapai 40 persen lebih banyak dibanding sayuran saat usia panen atau matang.

“Metode budidaya ikan dalam ember sudah menjadi teknik budidaya yang sangat umum. Namun, hal yang membuat program kami unik yaitu budidaya ikan dalam ember dengan tanaman microgreens, karena tanaman microgreens belum pernah digunakan dalam metode budikdamber ini,” tuturnya.

“Hal ini dapat diaplikasikan untuk menghemat waktu panen tanaman microgreens dengan kandungan gizi yang tentu lebih tinggi,” tambah tim PKM IPB itu.

Kemudian tim PKM yang dianggotai Censa Amelia Febriyanti, Azzahra Putri Santi, Gallant Son Moslem, Rifqi Hafidz Ash Shiddiq, dan dibimbing oleh Dr. Ujang Suwarna MSc FTrop membuat program MILESTONE (Microgreens Lele Stunting One).

MILESTONE merupakan program penguatan mindset dan keterampilan budikdamber lele dan microgreens sebagai upaya pencegahan kelahiran bayi stunting di Desa Ciaruteun Udik.

“Tujuannya menyediakan program penguatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan bagi ibu-ibu hamil sebagai upaya pencegahan kelahiran bayi stunting serta melatih ibu-ibu hamil dalam mengolah pangan bergizi dari lele dan microgreens,” katanya.

Tahapan program Milestone yang terdiri dari sosialisasi program, love method, pretest, pembuatan media budikdamber serta pelatihan budikdamber lele dan microgreens, pelatihan olahan makanan bergizi dari lele dan microgreens, pelatihan manajemen usaha, foodfair dan closing program, serta lokakarya nasional dengan komunitas penggiat stunting.

“Dari hasil implementasi program yang telah dilaksanakan yaitu terjadinya peningkatan dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu-ibu kader dan ibu-ibu hamil. Mereka juga telah mandiri dalam memproduksi olahan pangan bergizi dari lele dan microgreens,” ungkapnya.

Menurut tim PKM ini, kegiatan tersebut dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu hamil dalam pengelolaan microgreens dan budikdamber lele sebagai salah satu upaya pencegahan stunting dan pemenuhan gizi. (*)

Editor: Rany

Sumber: https://www.radarbogor.id/2022/08/28/mahasiswa-ipb-buat-program-milestone-cegah-kelahiran-bayi-stunting/

15 Sep 2022

Mahasiswa IPB University Ciptakan Mycosa, Mulsa Organik yang Mudah Terurai

Mahasiswa IPB University berhasil menciptakan inovasi mulsa organik untuk produk tanaman hortikultura. Mulsa organik ini diklaim lebih unggul dibandingkan mulsa organik yang sudah ada maupun mulsa plastik.Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Gintan Fatimah, Mita Sugiarti, TB Aditia Rizki, Mentari May Syachanna dan Anra Talpa membuat mulsa organik Bernama Mycosa.Menurut Anra, mulsa adalah material pertanian yang menutupi tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit. Mulsa juga dapat menjaga tanah dari erosi sehingga struktur dan komposisi tanah dapat terjaga.“Penggunaan mulsa di dunia pertanian sudah menjadi trend sejak lama, banyak petani di Indonesia sudah memanfaatkan mulsa untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya. Terdapat dua jenis mulsa yang dikenal di dunia pertanian, yaitu mulsa organik dan mulsa plastik,” ujarnya.Di bawah bimbingan Ir Fahrizal Hazra, MSc, Anra dan tim kemudian mengembangkan Mycosa. Menurut Anra, biomulsa pertama di dunia ini memiliki tiga keunggulan utama. Yaitu terbuat dari bahan organik yang melimpah, dapat meningkatkan efisiensi serapan hara dan dapat terurai dalam satu kali siklus panen hortikultura.

“Mycosa merupakan produk biomulsa yang terbuat dari bahan yang melimpah di Indonesia yaitu kelobot jagung dan kertas bekas. Berdasarkan penelitian, kelobot jagung merupakan limbah organik yang baik digunakan sebagai film mulsa. Kertas bekas juga memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga kelembaban tanah. Selain itu, penggunaan klobot jagung dan kertas bekas untuk Mycosa ini bisa menjadi solusi permasalahan limbah klobot dan kertas di Indonesia,” ujarnya.Ia menambahkan, Mycosa juga dilapisi dengan Mikoriza MZ 2000 yang dapat meningkatkan efisiensi penyerapan hara. Mikoriza merupakan simbiosis antara fungi dan akar tanaman yang dapat meningkatkan penyerapan hara, meningkatkan penyerapan air, memproduksi senyawa perangsang pertumbuhan, menjaga tanaman dari patogen, serta memperbaiki struktur tanah.“Keunggulan lain dari Mycosa adalah didesain terurai dalam satu kali siklus panen (3-4 bulan). Hal ini dapat menjadi solusi dari permasalahan mulsa plastik yang sulit terurai sehingga berpotensi menjadi limbah pertanian. Penggunaan mulsa Mycosa dapat menjaga lingkungan dari limbah pertanian,” imbuhnya.

Sejak Juli 2022, katanya, Mycosa sudah diproduksi secara massal dengan lokasi produksi di Bogor, Jawa Barat. Terdapat dua jenis Mycosa yang sudah diproduksi yakni Mycosa varian pot dan Mycosa varian guludan. Mycosa juga sudah bisa dibeli di berbagai marketplace di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia, dan Whatsapp.“Informasi mengenai mycosa lebih lanjut dapat dilihat di akun official Instagram dari Mycosa yaitu Instagram.com/mycosa.id dan akun official Facebooknya di Mycosa Biomulsa. Mari suburkan tanaman kita semua dengan memakai Mycosa,” pungkasnya. (**/Zul)

Sumber: https://kumparan.com/news-release-ipb/mahasiswa-ipb-university-ciptakan-mycosa-mulsa-organik-yang-mudah-terurai-1yojKE8zwg5/full