Fakultas Kehutanan dan Lingkungan

0251- 8621677

fahutan@apps.ipb.ac.id

Jalan Ulin, Kampus IPB Dramaga Bogor Jawa Barat 16680
20 Nov 2023

Lagi, Fahutan IPB University Beri Penghargaan Program Udara Bersih dan Pengendalian Karhutla

Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University dan FIELD Indonesia kembali memberikan apresiasi kepada sejumlah lembaga di daerah dalam rangka program udara bersih Indonesia. Penghargaan juga diberikan kepada pihak yang dinilai berhasil melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kali ini, penghargaan diberikan kepada sejumlah pihak di wilayah Kalimantan. Apresiasi diberikan langsung oleh Dekan Fahutan IPB University, Prof Naresworo Nugroho dan Direktur Regional Forest Fire Management Resource Center-Southeast Asia (RFMRC-SEA), Prof Bambang Hero Saharjo di Hotel Golden Tulip Balikpapan and Suites, Kalimantan Timur beberapa waktu lalu.

Penghargaan udara bersih untuk tingkat provinsi wilayah Kalimantan untuk kelompok Manggala Agni/Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diberikan kepada Rido Eltrico Putro dari Manggala Agni Daops Kalimantan XII/Paser.

Apresiasi juga diberikan kepada Ya’ Suharnoto, ST, MT sebagai Komandan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhutla-Tenaga Pengamanan Hutan Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan (Pamhut UPT KPH) Wilayah Kubu Raya. Juga Rahmat Rahmawan dari Manggala Agni Daops Kalimantan III/Pangkalan Bun.

Untuk kategori petani/perorangan/MPA, penghargaan diberikan kepada Yandi Candra dari Masyarakat Peduli Api Gambut dan Mangrove (Mapagama) dan Rita Dihales, SH. Nama terakhir merupakan Kepala Desa Teluk Bakung, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Adapun kategori regu pemadam karhutla diberikan kepada Brigdalkarhutla PT Mopakha.

Selain memberikan apresiasi kepada sejumlah pihak, Fahutan IPB University dan FIELD Indonesia juga turut melakukan pengendalian karhutla melalui beragam aksi. Seperti memonitoring titik panas (hotspot) dan kejadian karhutla setiap hari di Sumatera dan Kalimantan. Hasil pemantauan lalu diinput ke laman RFMRC-SEA. Hasil pantauan kemudian juga disampaikan melalui paparan dan diskusi serta turun ke lapangan.

Kerja sama turut diimplementasikan dengan memfasilitasi kegiatan pelatihan Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) yang dikoordinasikan langsung oleh FIELD Indonesia pada wilayah yang sering/pernah terjadi karhutla.

Ketua tim pelaksana kegiatan sekaligus tim seleksi, Prof Bambang mengutarakan kriteria dan indikator penerima penghargaan yang dijadikan sebagai dasar penilaian. Kriteria tersebut antara lain sehat jasmani dan rohani, berdedikasi tinggi dan bekerja dengan sepenuh hati.

Selain itu, wilayah kerjanya selama paling tidak dua tahun (2022-2023) tidak terbakar, dibuktikan dengan hasil pantauan satelit dan fakta di lapangan. “Kalaupun wilayahnya terbakar pada 2022, namun tahun 2023 berhasil dikurangi jumlah kebakaran yang terjadi atas upaya yang maksimal,” jelasnya.

Para penerima award juga dinilai atas keaktifannya melaksanakan pelatihan dan sosialisasi kegiatan PLTB, sehingga wilayah kerjanya dapat dijadikan sebagai tempat rujukan dalam upaya pengendalian karhutla. Di samping itu, proses seleksi yang ketat di dukung oleh Senior Behavioural Scientist, Influence at Work (UK) Limited. (*/Rz)

Sumber : https://www.ipb.ac.id/news/index/2023/11/lagi-fahutan-ipb-university-beri-penghargaan-program-udara-bersih-dan-pengendalian-karhutla/


10 Nov 2023

FAHUTAN IPB KEMBALI MENYELENGGARAKAN PELATIHAN LIFESKILL TENTANG ‘JUNGLE SURVIVAL’

kultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University menggelar Forestry Training Camp, 29/10.  Kegiatan ini merupakan bagian dari Fahutan Training Series (FTS) 2022. 

Dekan Fahutan IPB University, Dr Naresworo Nugroho mengatakan kegiatan FTS 2022 dalam rangka melatih dan membangun

Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB (FAHUTAN IPB) kembali menyelenggarakan Fahutan Training Series yang merupakan program pelatihan softskill bagi para mahasiswa. Tercatat sejak tahun 2020, FAHUTAN IPB terus konsisten dalam mendukung program-program pengembangan diri dan pelatihan softskill bagi para mahasiswa, melalui Program FTS 2020, FTS 2021, FTS 2022, dan FTS 2023 saat ini. FTS 2023 yang berjudul “Pelatihan Liveskill untuk Survive di Hutan”, diikuti oleh mahasiswa FAHUTAN IPB, baik Angkatan 57, 58, dan 59 dan berasal dari empat Departemen, yaitu Departemen Manajemen Hutan (MNH), Departemen Hasil Hutan (HH), Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE), serta Departemen Silvikultur (SVK).

“Fahutan Training Series 2023: Pelatihan Liveskill untuk Survive di Hutan” kali ini merupakan rangkaian pelatihan softskill yang dirancang untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam menjalankan kegiatan / aktivitas di hutan atau di lapang dengan baik. Pada dasarnya, program ini merupakan rangkain pelatihan lifeskill mahasiswa agar memiliki kemampuan yang adaptif untuk survive dalam melakukan aktivitas di hutan (lapang). Dalam beraktivitas di lapang, tentu seringkali memerlukan kerjasama, koordinasi, dan komunikasi dengan berbagai pihak dalam pengambilan suatu keputusan. Oleh sebab itu, secara teknis pelatihan ini tidak hanya melatih lifeskill mahasiswa saja, tetapi secara langsung dan/atau tidak langsung juga menstimulasi pengembangan softskill (the survival skills for 21 century) para mahasiswa.

Rangkaian program Fahutan Training Series 2023 dilaksanakan mulai 21 Oktober 2023 – 5 November 2023. Dalam rangkaian program ini, mahasiswa akan dilatih berdsarkan beberapa topik yang akan diberikan dari beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya, misalnya mengenai teknik jungle survival, etika beraktivitas di hutan/lapang, pengenalan jenis flora/fauna yang edible untuk survival, teknik meramban, manajemen perjalanan yang ASIK, teknik navigasi darat, teknik pembuatan peta, dan teknik bertahan di hutan. Bahkan, dalam program ini para peserta juga akan melakukan simulasi kemah dan orientasi medan (Mini Ekspedisi) untuk mempraktikan semua teori yang sudah diberikan dalam pelatihan.

Keyword : mahasiswa IPB, fahutan IPB, peduli hutan, survival

24 Oct 2023

Prof Trisna Priadi Ungkap Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Ramah Lingkungan

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati dan memiliki sekitar 4.000 jenis pohon, yang berpotensi untuk digunakan sebagai kayu bangunan. Menurut pakar IPB University, Prof Trisna Priadi kondisi tersebut mesti dijaga kelestarian, pengembangan serta pengelolaannya secara berkelanjutan.

Dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University pada Kamis 19/10 secara daring, Prof Trisna mengulas perlindungan kayu dan bangunan bisa dilakukan dengan rekayasa bahan kayu, rekayasa desain struktur bangunan, maupun manajemen perlindungan bangunan yang terprogram dengan baik. 

“Integrasi perlindungan kayu dan bangunan tersebut sangat penting dalam kesejahteraan hidup manusia dan mendukung pengelolaan sumber daya hutan yang lestari,” ujar Prof Trisna.

Selain itu, Prof Trisna menjelaskan terkait ancaman biodeteriorasi pada rumah dan bangunan. Dikatakannya, kayu merupakan bahan alami yang dapat diperbaharui (renewable), energi pengolahannya rendah, multiguna dan tampilannya estetik. Namun, kayu juga menjadi target serangan organisme perusak.

Menurutnya, tingginya risiko biodeteriorasi kayu pada bangunan di Indonesia juga didukung dengan iklim tropis yang hangat, lembab dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.  “Upaya mengatasi ancaman biodeteriorasi pada rumah dan bangunan, disebut dengan pre construction (sebelum dibangun rumah atau bangunannya) dan post construction (sudah terjadi),” paparnya.

Prof Trisna menambahkan, pada pre construction bisa dilakukan dengan memilih bahan yang awet sehingga akan lebih panjang umur pakainya karena mengandung zat ekstraktif yang bersifat toxic juga meningkatkan bahan agar menjadi tahan dari serangan perusak baik itu jamur maupun rayap.

“Post construction bangunan yang sudah terbangun dan terserang komponennya, bisa dilakukan perawatan kimia (chemical treatment). Misalnya, menginjeksikan bahan kimia yang sudah rusak dan diganti dengan kayu yang awet atau diberi perawatan bahan kimia,” tutur Guru Besar Tetap Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University ini.

Di lain sisi, faktor pendukung biodeteriorasi yaitu kayu tidak awet, iklim tropis (CH,RH,T) tinggi dan kelimpahan organisme perusak yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan kesehatan, kenyamanan serta keamanan pada seseorang.
“Biodeteriorasi oleh rayap dan jamur pelapuk yang mengancam rumah dan bangunan, perlu dicegah dan dikendalikan melalui rekayasa bahan kayu dan manajemen perlindungan bangunan,” katanya. 

Ia mengatakan bahwa penggunaan minyak nabati terutama kemiri dengan pemanasan 14 derajat celcius dapat meningkatkan efektivitas pengawet kayu senyawa boron dalam menahan pencucian, serangan jamur pelapuk dan rayap sehingga mendukung penggunaan kayu dalam fungsi eksterior. (Ns/Lp)

Published Date : 20-Oct-2023

Narasumber : Prof Trisna Priadi

Kata kunci : Guru Besar, Teknologi, Kayu, Ramah lingkungan, Bangunan

Sumber :https://ipb.ac.id/news/index/2023/10/prof-trisna-priadi-ungkap-teknologi-peningkatan-mutu-kayu-ramah-lingkungan/8c61096b397c6e21b17fa46250027f5b


24 Oct 2023

Departemen Hasil Hutan IPB University Hadirkan Dosen dari Monticello Amerika Bahas Kayu dan Beton dalam Konstruksi

Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University selalu berusaha menghadirkan pengalaman belajar yang beragam dan memberikan wawasan dari para ahli di berbagai bidang. Pada kesempatan kali ini, salah satu alumni, Pipiet Larasatie, PhD hadir untuk memberikan kuliah umum tentang “Wood vs Concrete in Construction: A Rhetoric Study in the US and Canada.”

Pipiet Larasatie, PhD merupakan lulusan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Angkatan 37. Ia telah meraih gelar master dari Belanda dan gelar doktor dalam bidang Studi Rhetorika dari Oregon State University, Amerika. Ia saat ini mengajar di Arkansas Center for Forest Business, University of Arkansas at Monticello, Amerika.

Dalam kesempatan ini, Pipiet Larasatie, memberikan pandangan mendalam tentang retorika yang mendasari perdebatan antara penggunaan bangunan kayu dan beton di Amerika Serikat dan Kanada. Dalam kuliah yang diselenggarakan ini, ia membahas mulai dari aspek teknis, faktor budaya, implikasi terhadap lingkungan dan solusi bersama yang ditawarkan.

“Setiap bahan yang digunakan dalam, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penggunaan kayu maupun beton dalam konstruksi juga mempengaruhi efisiensi energi, keberlanjutan, dan biaya proyek,” kata Pipiet.

Ia menambahkan, persepsi masyarakat terhadap kayu dan beton juga mempengaruhi pilihan konstruksi. Bagaimana budaya dan nilai-nilai berperan dalam retorika di balik pemilihan bahan.

“Pemilihan kayu atau beton dalam konstruksi harus memperhatikan dampak apa saja yang terjadi terhadap lingkungan, ekosistem, pengelolaan hutan maupun perubahan iklim,” tambah Pipiet.

Pipiet Larasatie, memotivasi mahasiswa dan seluruh peserta untuk kritis mencari solusi yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan konstruksi masa depan. “Bagaimana kita dapat memadukan elemen-elemen dari kedua bahan ini untuk mencapai keberlanjutan dan efektivitas?” katanya.

Kuliah umum ini diintegrasikan dengan Mata Kuliah Bahan Konstruksi Kayu (THH1231) serta mengundang mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan. Mengingat topik yang ditawarkan merupakan wawasan yang berharga, relevan dan penting dalam dunia konstruksi saat ini.

Selain memberi pandangan dan penelitian yang inspiratif tentang dunia konstruksi, Pipiet Larasatie, juga membuka kesempatan bagi mahasiswa yang hadir untuk melanjutkan studi Master di University of Arkansas at Monticello, Amerika bersamanya. 

Published Date : 18-Oct-2023

Narasumber : Pipiet Larasatie, PhD

Kata kunci : alumni IPB, Fahutan IPB, kehutanan IPB,

Sumber :https://ipb.ac.id/news/index/2023/10/departemen-hasil-hutan-ipb-university-hadirkan-dosen-dari-monticello-amerika-bahas-kayu-dan-beton-dalam-konstruksi/c2c880a4ef63ae0a4df43482a5f53def


16 Oct 2023

Paparkan Hasil Kerja Sama, IPB University dan Provinsi Riau Serahkan Beasiswa untuk 34 Mahasiswa

IPB University dan Provinsi Riau melaksanakan pemaparan hasil kerja sama berupa penyusunan Detail Engineering Design (DED), kajian dan kelembagaan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim (SSH). Sebagai tindak lanjut kerja sama kedua pihak, juga dilakukan penyerahan beasiswa kepada mahasiswa IPB University asal Riau.

Gubernur Provinsi Riau, Drs H Syamsuar mengucapkan terima kasih karena bisa diterima di IPB University sehingga dapat mengikuti kegiatan pemaparan hasil kerja sama antara IPB University, Provinsi Riau dan Pertamina Hulu Rokan (PHR).

“Saya berterima kasih kepada IPB University, khususnya Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) yang telah berkenan untuk membuat suatu kajian Taman Hutan Raya, sehingga tempat tersebut tidak menjadi tempat hutan liar,” ungkapnya pada Rabu, 11/10 di Ruang Senat Akademik, Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Drs H Syamsuar menjelaskan, saat ini Tahura Sultan Syarif Hasyim luasnya sekitar dua ribu lebih hektar. Menurutnya, lahan seluas itu perlu diselamatkan karena termasuk hijau dan masih terdapat binatang buas. Sebenarnya, tempat ini dijanjikan untuk pengembangan tempat wisata, termasuk untuk wisata edukasi.

“Jadi, Tahura ini bukan hanya disiapkan untuk wisata edukasi, tapi banyak yang sebenarnya bisa diperoleh. Kami berharap kajian ini dibuat untuk mengembangkan Provinsi Riau sampai puluhan tahun ke depan dalam rangka menyelamatkan lingkungan sekaligus menjadi hutan kota yang bisa menyerap karbon dan bermanfaat bagi masyarakat Riau,” paparnya.

Kegiatan paparan hasil kerja sama dilanjutkan dengan penyerahan beasiswa kepada 34 mahasiswa IPB University yang terdiri dari mahasiswa S1 sebanyak 25 orang, S2 sebanyak 7 orang dan S3 sebanyak 2 orang.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria berterima kasih kepada Gubernur Provinsi Riau, karena sudah menyempatkan waktu hadir dan berkolaborasi dengan IPB University. Ia mengungkap, merupakan sebuah kebanggan untuk terus menjalin silaturahmi dan kerja sama dengan Provinsi Riau.

“Penyerahan beasiswa ini menjadi sangat berarti, karena memang di IPB University kita memiliki kebijakan tidak boleh ada mahasiswa yang berhenti kuliah karena faktor ekonomi. Oleh karena itu, dengan adanya kehadiran gubernur memberikan beasiswa itu sangat membantu sekali untuk mahasiswa,” tuturnya.

“Semoga kerja sama ini bisa berjalan dengan lancar. IPB University terbuka untuk mendukung dan meningkatkan kemajuan Provinsi Riau,” pungkasnya. (Lp/Rz)

Published Date : 12-Oct-2023

Narasumber : Drs H Syamsuar, Prof Arif Satria

Kata kunci : beasiswa IPB, Provinsi Riau, kerja sama IPB, Tahura Sultan Syarif Hasyim

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2023/10/paparkan-hasil-kerja-sama-ipb-university-dan-provinsi-riau-serahkan-beasiswa-untuk-34-mahasiswa/851e23dfda152b32fef648cc31224879


16 Oct 2023

Kerja Sama IPB University dan Perancis, Tiga Mahasiswa Indonesia Lulus Program Magister Kebakaran Hutan

Melalui kerja sama internasional IPB University dan Pemerintah Perancis, tiga mahasiswa Indonesia berhasil lulus program double degree magister Manajemen Kebakaran Hutan. Program studi magister dengan topik Forest Fire tersebut merupakan salah satu implementasi dari rangkaian kerja sama yang dibangun.

Ketiga peserta terpilih yang mengikuti program ini terdiri dari dua mahasiswa IPB University (Ravita Safitri dan Agysta Zaskia) dan satu orang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Kiki Yunianti). Pada akhir September lalu, tiga mahasiswa ini secara resmi mendapatkan sertifikat kelulusan program double degree kebakaran hutan. Sertifikat tersebut diserahkan langsung oleh Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Fabien Penone di Kantor Kedutaan Besar Perancis di Jakarta.

“Program double degree Manajemen Kebakaran Hutan ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar dalam pemahaman dan penanganan yang efektif terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di Indonesia dan Perancis. Pasalnya, kedua negara termasuk yang fokus terhadap penanganan karhutla,” ujar Prof Bambang Hero Saharjo selaku dosen pembimbing mahasiswa.

Prof Bambang menjelaskan, kerja sama ini diinisiasi oleh IPB University dan École Pratique des Hautes Études, Perancis. Lewat beasiswa yang disediakan oleh Pemerintah Perancis ini, mahasiswa bisa mengikuti program double degree di perguruan tinggi Perancis selama satu tahun atau dua semester. Dalam implementasinya, kerja sama ini dilaksanakan oleh Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University.

“Karhutla merupakan salah satu isu global yang signifikan berdampak luas di berbagai belahan dunia, terutama pada ekosistem dan biodiversitas. Karhutla juga ikut berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) dan secara langsung berdampak terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim, kondisi cuaca (abnormal) dan aktivitas manusia berperan penting dalam memicu terjadinya karhutla,” jelas Prof Bambang. 

Menurut Guru Besar IPB University ini, Perancis menjadi salah satu negara di Eropa yang concern terhadap karhutla. Kebakaran di Perancis mayoritas terjadi pada hutan boreal di musim kemarau. Perancis juga memiliki sistem manajemen kebakaran yang terstruktur dan melibatkan berbagai pihak, termasuk badan pemerintah, pemadam kebakaran, dan organisasi non-pemerintah.

“Sama halnya dengan Indonesia, karhutla juga menjadi fokus utama pemerintah. Di Indonesia, sebagian besar kebakaran terjadi pada lahan gambut yang berpengaruh dalam meningkatkan emisi GRK,” kata Prof Bambang yang juga Executive Director Regional Fire Management Resource Center-Southeast Asia (RFMRC). 

Ia berharap, program ini dapat menjadi wadah pertukaran pengetahuan dan pengalaman antarnegara untuk meningkatkan upaya penanggulangan karhutla. “Semoga kegiatan ini berlanjut hingga beberapa tahun ke depan dan menjadi icon, karena emisi kebakaran hutan sangat signifikan dalam peningkatan emisi GRK. Adanya program ini dapat membuka pintu kerja sama dan kolaborasi internasional yang lebih erat dalam penanganan karhutla,” harapnya. (RS/NFH/Rz)

Published Date : 11-Oct-2023

Narasumber : Prof Bambang Hero Saharjo

Kata kunci : kerja sama internasional IPB, karhutla, magister manajemen kebakaran hutan

Sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2023/10/collaboration-between-ipb-university-and-france-three-indonesian-students-graduated-from-the-forest-fire-master-s-program/0bda80d4bd9abaa370a88dc996f0199b


16 Oct 2023

Fakultas Kehutanan IPB Terbaik di Indonesia, Ungguli Yale dan Harvard University di Dunia

Institut Pertanian Bogor (IPB) menduduki posisi puncak sebagai Fakultas Kehutanan terbaik di Indonesia versi Edurank by Subject yang dirilis Oktober 2023. Posisi Fakultas Kehutanan IPB bahkan mengungguli kampus top dunia, Yale University dan Harvard University di peringkat dunianya.
 
Dalam pemeringkatan Edurank terbaru yang dirilis 6 Oktber 2023, IPB berada di peringkat ke-43 dunia, unggul dari Yale University di posisi ke-56 dan Harvard University di peringkat ke-58 dunia.
 
Menutip laman Edurank.org, pemeringkatan ini berdasarkan kinerja penelitian di bidang Kehutanan.  Grafik 1,8 miliar kutipan yang diterima oleh 83,2 juta makalah akademis yang dibuat oleh 2.165 universitas di Dunia digunakan untuk menghitung peringkat publikasi, yang kemudian disesuaikan dengan tanggal rilis dan ditambahkan ke skor akhir.

Edurank tidak membedakan program sarjana dan pasca sarjana dan juga tidak menyesuaikan dengan jurusan yang ditawarkan saat ini. 

Daftar 10 Fakultas Kehutanan Terbaik di Indonesia Versi Edurank 2023:

1. Institut Pertanian Bogor (IPB): 

  • Peringkat ke-43 Dunia
  • Peringkat ke-1 di Indonesia
  • Peringkat ke-2 di Asia

2. Universitas Diponegoro

  • Peringkat ke-94 dunia
  • Peringkat ke 6 di Asia
  • Peringkat ke-2 di Indonesia

3. Universitas Gadjah Mada (UGM)

  • Peringkat ke-104 dunia
  • Peringkat ke-3 di Indonesia
  • Peringkat ke-9 di Asia

4. Universitas Brawijaya (UB)

  • Peringkat ke-208 dunia
  • Peringkat ke-4 di Indonesia
  • Peringkat ke-28 di Asia

5. Universitas Tanjungpura

  • Peringkat ke-238 dunia
  • Peringkat ke-5 di Indonesia
  • Peringkat ke-31 di Asia

6. Universitas Syiah Kuala (USK)

  • Peringkat ke-284 dunia
  • Peringkat ke-6 di Indonesia
  • Peringkat ke-31 di Asia

7. Universitas Padjadjaran (Unpad)

  • Peringkat ke-285 dunia
  • Peringkat ke-7 di Indonesia
  • Peringkat ke-40 di Asia

8. Universitas Sumatra Utara (USU)

  • Peringkat ke-291 dunia
  • Peringkat ke-8 di Indonesia
  • Peringkat ke-41 di Asia

9. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

  • Peringkat ke-309 dunia
  • Peringkat ke-9 di Indonesia
  • Peringkat ke-46 di Asia

10. Universitas Lampung (Unila)

  • Peringkat ke-320 dunia
  • Peringkat ke-10 di Indonesia
  • Peringkat ke-48 di Asia

Sumber : https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/0kpPLWnk-fakultas-kehutanan-ipb-terbaik-di-indonesia-ungguli-yale-dan-harvard-university-di-dunia