Fakultas Kehutanan dan Lingkungan

0251- 8621677

fahutan@apps.ipb.ac.id

Jalan Ulin, Kampus IPB Dramaga Bogor Jawa Barat 16680
04 Oct 2021

Tanggapi Isu Lahan Gambut, SEAMEO BIOTROP, IPB University dan UIN As-Syafi’iyah Gelar Webinar Regional

Bogor,– SEAMEO BIOTROP bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor dan Universitas Islam As-Syafi’iyah menyelenggarakan Webinar Regional bertajuk “Apa Wajah Ekosistem Gambut di Masa Depan?” secara virtual, pada 17 September 2021.

Webinar ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi ilmiah, metode dan strategi terbaru untuk pengelolaan lahan gambut berkelanjutan, potensi pemanfaatan lahan basah secara berkelanjutan dan menghasilkan kajian tentang inovasi dan teknologi dalam optimasi lahan basah. Webinar menampilkan dua pembicara, yaitu:

1. Ir. I.N.N Suryadiputra (Asosiasi Ahli BIOTROP, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, dan Penasihat Senior YLBA)

2. Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M., Fakultas Kehutanan dan Staf Ahli Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM)

Zulhamsyah Imran, Direktur SEAMEO BIOTROP sekaligus Keynote Speaker dalam kegiatan ini mengatakan bahwa ekosistem lahan gambut menghadapi tantangan yang sangat berat baik dalam penentuan faktor alam maupun antropogenik. Ditambahkannya, deforestasi dan alih fungsi menjadi berbagai kegiatan untuk kepentingan kesejahteraan manusia semakin meningkat tanpa memperhatikan bagaimana cara menyelamatkan ekosistem lahan gambut dan keanekaragaman hayatinya. “Terkadang kita menyalahkan bahwa peningkatan suhu global di Atmosfer Bumi yang kita sebut sebagai pemanasan global selalu menyalahkan faktor pengaruh perusakan ekosistem gambut. Saat ini, kita telah mengetahui bahwa Pemerintah Indonesia telah mengembangkan food estate di beberapa daerah di Indonesia, Pulau Sumatera-Kalimantan-Papua. Kita perlu berpartisipasi dalam kesempatan ini untuk menghindari semakin meningkatnya kerusakan ekosistem alam gambut”, ujarnya.

Dimoderatori oleh Dr. Ir. Naresworo Nugroho, MS, Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Hidup IPB, webinar ini diikuti oleh 196 individu dari Indonesia, Filipina, Kamboja, Brunei, dan Malaysia. Webinar ini disiarkan secara langsung melalui https://youtu.be/jQUsjLi_OQA. (rf)

04 Oct 2021

Penandatanganan Naskah Kerjasama Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB dan SEAMEO BIOTROP

BOGOR,– Demi mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University menjalin kerjasama dengan the Southeast Asian Ministers of Education Organization, The Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP) (22/09). Pendatanganan naskah kerjasama tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa dan sumberdaya manusia secara umum.

Direktur SEAMEO BIOTROP, Dr. Zulhamsyah Imran mengatakan bahwa kerjasama erat secara spesifik bersinggungan dengan topik silvikultur dan reklamasi tambang. Kerjasama tersebut dijalin untuk mengembangkan pemanfaatan hutan dalam dunia usaha.

15 Sep 2021

Dr.Abdul Haris Mustari Perkenalkan Babirusa Yang Memodifikasi Taring Menjadi “Tanduk”

Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Dr. Abdul Haris Mustari, dosen Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata (KSHE), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, IPB University memperkenalkan salah satu satwa unik, Babyrousa sp.

Babyrousa sp atau lebih dikenal dengan babirusa merupakan hewan endemik Sulawesi, Kepulauan Sula, dan Pulau Buru di Maluku Utara. Babirusa jantan memiliki dua taring besar (panjangnya mencapai 300 mm) menyerupai “tanduk” yang dalam bahasa Inggris disebut “tusk”. Taring ini menusuk kulit moncongnya hingga menjorok ke belakang hingga di depan matanya.

“Pada betina, gigi taring ini lebih pendek atau bahkan tidak tumbuh mencuat seperti pada jantan. Babirusa jantan adalah satu-satunya hewan di dunia yang memilikinya,” katanya.

Ia mengatakan, baik babirusa jantan maupun betina mencapai kematangan seksual pada usia 5 – 10 bulan, namun ada juga laporan pada usia sekitar 548 hari, dengan umur panjang maksimum mencapai usia 23 – 24 tahun.

Seekor induk betina hanya melahirkan satu kali dalam setahun dengan masa kehamilan berkisar antara 155-158 hari.
Jumlah anak babirusa betina setiap kali melahirkan adalah 1-2 ekor dengan berat bayi saat lahir sekitar 0,715 kilogram. lama waktu anak disusui oleh ibunya adalah sekitar 1 bulan, namun ada laporan bahwa lama waktu anak dengan ibu sampai 213 hari dan setelah itu anak disapih untuk mencari makan sendiri di hutan,” jelasnya.

Dikatakannya, babirusa hidup berkelompok atau berkelompok karena biasanya babirusa hidup berkelompok kecil dengan pemimpin perempuan (kelompok matriarkal). “Kelompok babirusa memiliki ikatan yang kuat sehingga dapat mempertahankan diri dari pemangsa. Sebaliknya, babirusa jantan dewasa biasanya hidup menyendiri dan bergabung dengan betina dewasa pada saat musim kawin,” ujarnya.

“Pengamat dapat mengenali babirusa dari suara yang mereka buat karena ketika berjalan berkelompok, babirusa sering mengeluarkan suara yang teratur dan timbal balik, kecil dan panjang, yaitu suirii….. soooooooooooo,” jelasnya.

Menurutnya, kesempatan terbaik untuk bertemu babirusa adalah dengan mengamati sumber air minum atau kubangan yang biasa dikunjungi babirusa pada musim panas. Kebiasaan berkubang ini, kata dia, dimaksudkan untuk mendapatkan mineral atau hewan kecil (larva, cacing atau ulat) sebagai sumber protein hewani.

“Babirusa sering menggosokkan tubuhnya ke pangkal batang pohon setelah berkubang. Hal ini mungkin dilakukan untuk mengurangi kekentalan lumpur di tubuh atau untuk menghilangkan kutu yang dianggap mengganggu,” imbuhnya.

Ia mengatakan, ada empat spesies babirusa yang ditemukan di Indonesia, tiga di antaranya masih hidup hingga saat ini dan satu spesies telah punah.

Yang pertama adalah Babirusa Sulawesi atau Babyrousa celebensis yang bertubuh pendek dan memiliki rambut yang jarang sehingga terlihat telanjang dari kejauhan.

Kedua, babirusa berbulu atau Babyrousa babyrussa ditandai dengan rambut tubuh yang panjang dan tebal, ekor yang berkembang dengan baik, gigi taring atas pada jantan biasanya pendek, gigi taring atas umumnya berbeda atau sejajar satu sama lain, dan ukuran tubuh dan giginya kecil.

Ketiga, Babirusa Togean atau Babyrousa togeanensis. Babirusa Togean memiliki rambut di tubuh yang pendek dan jarang dibandingkan, ekornya berkembang dengan baik, gigi taring atas pada jantan biasanya pendek, ramping, subspesies ini berukuran paling besar, tetapi giginya kecil.

Keempat, Babirusa Bolabatu atau Babyrousa bolabatuensis. Jenis babirusa ini sudah punah, hanya ditemukan dalam bentuk fosil di semenanjung selatan Sulawesi. (SWP/ZUl) (IAAS/SYA)

23 Aug 2021

Studi Banding BEM Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB dengan Forest and Environment Student Association (FORENSA)UPM Malaysia

Studi banding merupakan salah satu program kerja dari Biro Internal dan Relasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB yang bertujuan untuk menambah relasi serta pengalaman terkait pengembangan softskill dan hardskill mahasiswa terkhusus dalam hal organisasi. Tahun ini kegiatan studi banding dilaksanakan bersama Forest and Environment Student Association (FORENSA) Univirsiti Putra Malaysia, dikearenakan kondisi yang masih belum memungkinkan kita untuk bertemu langsung untuk itu kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting. Dalam kegiatan studi banding kami membawa empat konsep utama yakni:

Penjelasan organisasi secara umum oleh masing-masing perwakilan

Kegiatan ini menjelaskan struktur secara umum dari BEM Fahutan IPB dan juga dari FORENSA UPM

  • Focus Group Discusion  (FGD)

Kegiatan ini merupakan bentuk diskusi yang mempertemukan dua departemen/biro/executive dari BEM Fahutan dan FORENSA UPM. Disana mereka akan menjelaskan secara rinci terkait dengan struktur organisasi di departemen/biro/executive, program kerja serta dokumentasi kegiatan

  • Penandatangan MoU

Kegiatan ini merupakan penandatanganan kerjasama antara BEM Fahutan IPB dengan FORENSA UPM dalam bermedia partner serta bekerja sama dalam beberapa bidang yang terkait dengan departemen

  • Penampilan budaya

Kegiatan ini bertujuan sebagai hiburan dalam kegiatan berlangsung, selain itu kegiatan ini bertujuan sebagai media promosi budaya,pariwisata dll antara kedua belah pihak yakni BEM Fahutan IPB menampilkan kebudayaan Indonesia serta FORENSA UPM menampilkan kebudayaan Malaysia

20 Aug 2021

CREAT IDEA AND TALENT PROGRAM

Membentuk Wirausaha & Melestarikan Lingkungan

Jumlah sampah di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada tahun 2020, jumlah timbunan sampah di Indonesia mencapai kurang lebih 36 juta ton/tahun. Komposisi sampah tersebut didominasi sampah organik berupa sampah sisa makanan dengan persentase sebesar 30,8 persen. Sebagian besar sampah organik seperti sisa sayuran maupun buah-buahan berasal dari aktivitas rumah tangga. Sampah-sampah tersebut belum diolah dengan baik sehingga menyebabkan penumpukan di tempat-tempat pembuangan akhir. Saat ini, masyarakat lebih berfokus pada pengolahan sampah anorganik seperti plastik dibandingkan sampah organik. Padahal, dampak yang diakibatkan sampah organik juga berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.

29 Apr 2021

Ekonomi Kehutanan: Multiproduk dan Multipihak Edisi I

Kepada indonesia sebagai negara berdaulat, Allah SWT Telah menganugerarhi kekayaan sumberdaya alam hutan yang sangat besar, mencakup kurang lebih 60% luas daratannya . Sumberdaya hutan alam indonesia sungguh istimewa, dengan faktor habitat dan iklim yang sangat baik yang dapat memberikan pertumbuhan biomassa  yang tinggi , serta memiliki kekayaan keragaman hayati (biodiversity) dan non hayati (landscape) yang tinggi.